MarketNews.id Dari sisi jumlah saham yang diperdagangkan selama sepekan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terjadi lonjakan jumlah saham yang diperdagangkan dari 17,03 miliar saham per hari menjadi 22,84 miliar per hari. Sedangkan dari sisi frekuensi transaksi harian naik 5,5 persen jadi 1.258.036 kali. Sementara Indeks naik tipis sebesar 0,44 persen.
Selama sepekan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 30 Oktober-3 November 2023, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) mencapai Rp10,95 triliun atau melonjak 21 persen dibanding sepekan sebelumnya, yakni Rp9,05 triliun.
Berdasarkan data perdagangan saham yang dikutip Minggu 5 Nopember 2023, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terakhir tercatat 22,84 miliar saham atau melambung 34,04 persen dibanding sepekan sebelumnya yang hanya 17,04 miliar saham per hari.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian untuk periode sepekan terakhir sebanyak 1.258.036 kali atau meningkat 5,5 persen dibanding sepekan sebelumnya, 1.192.431 kali transaksi per hari.
Pada penutupan perdagangan Jumat (3/11), Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berakhir di posisi 6.788 atau menguat 0,44 persen dibanding akhir pekan sebelumnya yang berada di level 6.758.
Dengan posisi IHSG yang berada di level 6.758 tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar hingga akhir pekan ini menjadi Rp10.584,72 triliun atau lebih tinggi dibanding per akhir pekan sebelumnya senilai Rp10.530 triliun.
Pada perdagangan Jumat 3 Nopember 2023, investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp309,6 miliar. Sedangkan untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 3 November 2023, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp14,14 triliun.
Selama sepekan terakhir, BEI hanya menerima satu pencatatan perdana saham yang dilakukan oleh PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG). Saham yang dicatatkan di Papan Akselerasi pada 31 Oktober 2024 ini ditawarkan pada harga Rp100 per lembar. Hingga akhir pekan ini, harga sahamnya terperosok ke level Rp96 per lembar atau setara dengan koreksi 0,04 persen.
Meskipun antrian calon emiten yang akan masuk BEI cukup panjang, tapi dari sisi kecepatan masuk bursa relatif lamban. Dimana dalam sepekan hanya satu emiten baru yang berhasil dicatatkan. Padahal dari jumlah antrian yang akan masuk cukup panjang. Lambatnya emiten baru masuk bursa bisa jadi lantaran masih banyaknya masalah teknis atau mundur nya emiten krn melihat kondisi pasar yang kurang baik.