MarketNews.id Harga saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) naik hingga 145,6 persen dalam sebulan terakhir menuju harga Rp228 per saham. Peningkatan harga ini, membuat saham META Di suspend oleh otoritas perdagangan saham atau PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penghentian sementara perdagangan saham META, untuk memberikan kesempatan buat pemegang saham mengambil sikap atas terus meningkat nya harga saham perseroan sambil mendengar penjelasan manajemen META dalam public expose insidentil soal peningkatan harga saham dalam beberapa waktu terakhir ini.
Manajemen PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), memproyeksikan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2023 mencapai 11 persen-12 persen. Proyeksi tersebut sejalan dengan target tahun 2023 yang membidik kenaikan pendapatan 10 persen secara tahunan (yoy).
“Pendapatan tren mungkin masih sama, karena META Optimistis Pendapatan Tumbuh Hingga 12 persen pada 2023″ ujar Danni Hasan, Direktur Pelaksana META.
META tercatat membukukan pendapatan Rp 444,09 miliar pada semester I-2023. Angka ini bertumbuh sekitar 8,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari semula Rp 397,39 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian META selama paruh pertama 2023, didukung oleh kinerja operasional perseroan yang diklaim terus mencatatkan perbaikan performa. Seperti untuk bisnis jalan tol misalnya, berhasil mencatatkan kenaikan average daily traffic (ADT) sebesar 11,54 persen menjadi 198.20 ribu kendaraan per hari.
Kemudian untuk bisnis pembangkit energi terbarukan, average hourly megawatt (AHMW) mengalami peningkatan 23,56 persen menjadi 22,76 megawatt dari semula 18,42 megawatt di periode yang sama tahun lalu. Pada saat yang sama, META mencatatkan sedikit penurunan pada operasional penyediaan air bersih. Di mana, jumlah produksi air menurun 3,12 persen menjadi 23,43 juta liter per hari.
Menurut Danni Hasan, perseroan
masih akan fokus pada tiga lini bisnis utama mereka, yakni jalan tol, penyediaan air bersih, dan pembangkit energi terbarukan.
META, tambah Dani Hasan, secara aktif terus menjajaki berbagai peluang-peluang usaha, di mana bisnis. jalan tol saat ini masih jadi primadona pendapatan utama perseroan.
Selain itu, bisnis energi terbarukan, seperti pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), maupun pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm), terus dioptimalkan peluang bisnisnya.
Lebih jauh Dani Hasan menjelaskan, capital expenditure (capex) Rp1,4 triliun yang perseroan anggarkan tahun ini telah diserap 100 persen.
“Capex kami lebih banyak untuk jalan tol, yaitu proyek kami di BSD dan di Makassar New Port yang merupakan kelanjutan daripada capex tahun lalu. Jadi kalau secara agregat, kedua proyek tersebut sudah kami anggarkan sekitar Rp1,4 triliun dan sudah 100 persen terealisasi.” kata Danni.
Danni menambahkan, terkait capex di sektor air bersih dan energi terbarukan relatif lebih kecil, sehingga lebih banyak dianggarkan untuk bisnis jalan tol.
Sementara itu, target pendapatan yang diincar oleh perusahaan tahun ini diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan sekitar 11-12 persen.
“Tren pendapatan mungkin masih sama, karena kita ada penyesuaian tarif juga di salah satu jalan tol di bulan September lalu, kira-kira masih tumbuh antara 11-12 persen untuk tahun ini.” pungkas Danni.
Pada Acara publik expose ini, seluruh pertanyan datang dari media massa pasar modal Indonesia. Tampaknya, pertanyaan yang disampaikan oleh wartawan sudah mewakili pertanyaan dari pemegang saham publik lainnya.