Marketnews.id Sepekan Perdagangan Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI), hampir semua indikator perdagangan alami penurunan kecuali rata rata transaksi harian yang meningkat 5,74 persen jadi Rp15,301 triliun.
Melemahnya sebagian besar indikator perdagangan bursa tidak lepas dari banyaknya sentimen pasar. Mulai masuknya emiten baru hingga proses window dressing jelang tutup tahun buat perusahaan sekuritas, manajer investasi maupun investor institusi. Perdagangan saham esok hari Senin, 6 Desember 2021 diperkirakan akan kembali penuh tekanan dan diprediksi indeks kembali melemah.
Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pekan ini mencatat hanya data rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,74 persen menjadi Rp15,301 triliun dari Rp14,471 triliun pada pekan sebelumnya.
Sedangkan, kapitalisasi pasar Bursa mengalami perubahan 0,30 persen menjadi Rp8.098,623 triliun dari Rp8.123,099 triliun pada penutupan pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 29 November sampai dengan 3 Desember 2021 mengalami perubahan sebesar 0,35 persen menjadi 6.538,506 dari 6.561,553 pada pekan sebelumnya.
Rata rata frekuensi transaksi Bursa selama sepekan turut menurun sebesar 0,64 persen menjadi 1.359.699 transaksi dari 1.368.518 transaksi selama sepekan yang lalu.
Lalu, rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 5,11 persen menjadi 22,990 miliar saham dari 24,227 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Sementara Investor asing pada akhir perdagangan pekan ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp527,68 miliar dan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp35,479 triliun.
Pada pekan ini tepatnya Jumat, 3 Desember 2021 PT Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I SPINDO Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I SPINDO Tahap I Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal obligasi sebesar Rp150.000.000.000,00 dan jumlah dana Sukuk sebesar Rp150.000.000.000,00.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idA- (Single A Minus) untuk Obligasi, sedangkan untuk sukuk adalah idA-(sy) (Single A Minus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 89 emisi dari 52 Perusahaan Tercatat senilai Rp91,31 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini 479 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp426,21 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 Perusahaan Tercatat.
Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 139 seri dengan nilai nominal Rp4.468,88 triliun dan USD300,00 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp5,33 triliun.