Marketnews.id Masuknya Grab sebagai pemegang saham minoritas di LinkAja, menjadi perhatian pelaku bisnis finansial teknologi (fintech). Betapa tidak. Bisnis dompet elektronik memang masih terbilang baru dan pemainnya juga belum terlalu banyak pada awalnya. Kini, pemain besar di bisnis ini mulai melakukan kerjasama untuk saling mendukung dan membesarkan usaha masing-masing.
Seperti diketahui, LinkAja sebagai perusahaan fintech dimiliki oleh BUMN dan sudah memiliki segmentasi pasar tersendiri. Sementara Grab sudah memilik dompet elektronik OVO yang dimilki oleh Lippo Grup. Manuver bisnis apakah yang akan digagas selanjutnya.
Ini adalah pertama kalinya LinkAja menerima investasi dari perusahaan swasta yang merupakan perusahaan teknologi besar. Secara bersamaan pendanaan ini juga dilakukan oleh Telkomsel, BRI Ventura Investama, dan Mandiri Capital Indonesia.
Pendanaan ini menyepakati total komitmen hingga sekitar US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun (kurs Rp 14.040). Pendanaan itu akan dimanfaatkan perusahaan untuk mengakselerasi pertumbuhan LinkAja.
“Kami sangat antusias atas bergabungnya Grab sebagai salah satu pemegang saham kami. Kami yakin kerja sama strategis yang didukung oleh investasi dan kekuatan teknologi Grab ini akan memperkuat layanan LinkAja dalam menghadirkan solusi yang efektif untuk memberikan akses ke keuangan dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
Kami juga sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari seluruh pemegang saham dan Kementerian BUMN,” kata Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja dalam keterangan tertulis, Rabu lalu.
Haryati menambahkan investasi tahapan Seri B dari Grab, Telkomsel, BRI Venture, dan Mandiri Capital itu merupakan wujud kepercayaan atas model bisnis dan pencapaian awal yang telah diraih LinkAja dalam satu tahun sejak berdirinya LinkAja. Pihaknya juga senantiasa membuka peluang kolaborasi bagi investor dan partner lainnya dari berbagai sektor.
Sementara Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengungkapkan alasan Grab berinvestasi di LinkAja untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan ekosistem startup di Indonesia. Pihaknya juga menilai, uang tunai masih menjadi alat tukar utama di Indonesia, dan ada jutaan masyarakat Indonesia yang masih belum terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.
“Kami memilih untuk berinvestasi di LinkAja karena secara bersama kami dapat mengakselerasi tujuan dalam mempercepat inklusi finansial di Indonesia. Kolaborasi strategis antara LinkAja dan ekosistem digital kami yang di dalamnya termasuk OVO dan Tokopedia memungkinkan kami untuk menyediakan beragam layanan cashless bagi semua lapisan masyarakat Indonesia dengan aman, nyaman dan mudah diakses,” ucapnya.
Dalam penggalangan dana investasi ini, Credit Suisse dan Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai lembaga eksklusif penempatan dana dan penasihat hukum untuk LinkAja, sementara Hadiputranto, Hadinoto & Partners bertindak sebagai penasihat hukum untuk Grab.