Home / Otoritas / Bank Indonesia / Utang Luar Negeri Naik 3,8 Persen Jadi USD 408,5 Miliar Di Triwulan III 2020

Utang Luar Negeri Naik 3,8 Persen Jadi USD 408,5 Miliar Di Triwulan III 2020

Marketnews.id Meskipun pertumbuhan utang luar negeri mengalami penurunan, namun hingga akhir triwulan ketiga tahun ini, total jumlah utang tetap meningkat 3,8 persen menjadi USD408,5 miliar. Rasio utang terhadap PDB juga meningkatkan jadi 38,1 persen dari sebelumnya 37,4 persen. Sementara struktur Utang Luar Negeri (ULN) nilai masih sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN jangka panjang yang.mencapai 89,1 persen dari total ULN.

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat. Pada akhir triwulan III 2020, posisi ULN Indonesia sebesar USD408,5 miliar. Jumlah ini terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD200,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN ) sebesar USD208,4 miliar.


Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2020 tercatat sebesar 3,8 persen (yoy) atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,1 persen (yoy) terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran ULN swasta.

Dijelaskannya, bahwa ULN pemerintah tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.


Pada akhir triwulan III 2020, ULN pemerintah tercatat sebesar USD197,4 miliar atau tumbuh 1,6 persen (yoy). Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,1 persen (yoy). Perlambatan pertumbuhan ini sejalan dengan penyesuaian portofolio di pasar SBN Indonesia oleh investor asing akibat masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.


“Namun demikian, perlambatan ULN tersebut tertahan oleh penerbitan Samurai Bond di pasar keuangan Jepang dan penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral pada triwulan III 2020 yang merupakan bagian dari strategi Pemerintah dalam menjaga portofolio pembiayaan untuk menangani pandemi covid-19 dan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN),” tutur Onny dalam keterangannya, Senin (16/11).


Lebih jauh Onny menjelaskan, ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,6 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,5 persen).


Sementara itu, ULN swasta juga tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan III 2020 tercatat 6 persen (yoy) atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 8,4 lerse yang (yoy). Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan ( PBLK ) serta berlanjutnya kontraksi ULN lembaga keuangan (LK).


“Pada akhir triwulan III 2020, pertumbuhan ULN PBLK tercatat 8,1 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 11,6 persen (yoy). Sementara itu, ULN LK mencatat kontraksi yang berkurang menjadi sebesar 1 persen (yoy) dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 1,8 persen (yoy),” sambung Onny.


Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

Dipastikan, bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan III 2020 sebesar 38,1 persen atau sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,4 persen.


Sementara itu, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.


“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” pungkasnya.

Check Also

Manajemen Pun Ragu WSKT Mampu Tunaikan Kewajiban Rp82,1 Triliun

MarketNews.id- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan kewajiban sebesar Rp82,107 triliun pada akhir Juni 2024. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *