Marketnews.id Emiten produk sanitari PT Uni -charm Indonesia mengalami penurunan kinerja keuangan yang signifikan. Laba bersih perseroan berkurang hingga 40 persen. Penyebabnya, bukan lantaran berkurang nya penjualan atau persaingan bisnis. Tapi, pengurangan laba disebabkan akibat kerugian selisih kurs.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020, emiten berkode saham UCID tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp6,2 triliun, menurun tipis 0,83 persen secara year-on-year (yoy).
Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih 39,3 persen menjadi Rp199,84 miliar yang diakibatkan oleh kerugian selisih kurs yang membengkak hingga Rp143,37 miliar sepanjang periode tersebut.
Bisnis UCID masih ditopang oleh penjualan diapers atau popok yang berkontribusi 95,24 persen terhadap pemasukan perseroan hingga periode kuartal ketiga tahun 2020.
Sementara, segmen penjualan non diapers atau bukan pokok mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20,49 persen secara tahunan, meskipun kontribusi segmen tersebut terhadap pendapatan hanya sebesar 4,76 persen.
Berdasarkan posisi keuangan, pos liabilitas perseroan naik 5,76 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2019 menjadi Rp4,2 triliun, diikuti dengan peningkatan tipis pos ekuitas 0,7 persen dibandingkan akhir tahun lalu menjadi Rp4,37 triliun.
Hal ini pada akhirnya membuat aset perseroan tercatat menjadi Rp8,57 triliun, naik 3,12 persen dibandingkan akhir tahun 2019 lalu.
Di samping itu, kas dan setara kas perseroan juga naik signifikan menjadi Rp1,93 triliun disebabkan oleh tingginya arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi.