Marketnews.id Buat Investor saham, terus meningkat nya harga saham perusahaan farmasi sepanjang tahun ini adalah hal yang wajar. Apalagi belakangan ini, vaksin Covid-19 yang saat ini sedang di ujicoba oleh salah satu emiten BUMN semakin mendekati hasil akhir untuk digunakan buat masyarakat sebagai vaksin anti Covid-19.
Seperti diketahui, sepanjang tahun ini harga saham perusahaan farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk dan PT Pyridam Farma Tbk sejak awal tahun harganya sudah meningkat tajam bahkan mencapai ratusan persen. Saham PT Kimia Farma dan PT Kalbe Farma hari ini di hentikan sementara perdagangan nya di lantai bursa lantaran harganya melonjak melampaui batas atas.
PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menuai berkah dari hantaman pandemi virus corona baru ( SARS Cov-2/Covid-19) sepanjang tahun berjalan ini, dengan harga yang saham yang meroket ratusan persen, jauh melampaui emiten lain.
Menurut data yang ada, harga saham INAF pada 30 Desember 2019 – hari terakhir perdagangan saham tahun lalu – hanya mencapai di level 830. Namun pada hari ini, Jumat (7/8), pukul 14.30 WIB, saham INAF dihargai 3.190 atau melesat 284,34% sepanjang tahun berjalan. Tak heran, saham INAF tercatat berada di peringkat teratas kenaikan harga.
Peringkat kedua kenaikan harga saham sepanjang tahun berjalan ini adalah emiten farmasi PT Kimia Farma, KAEF. Jika pada perdagangan akhir tahun lalu mencapai di harga 1.315, pada hari ini harga saham KAEF mencapai 3.180 atau melesat 141,82%.
Penguatan luar biasa saham INAF dan KAEF tak lepas dari keterlibatan dua emiten tersebut sebagai distributor alat tes, obat, dan sebentar lagi vaksin Covid-19.
Penguatan tersebut terjadi karena efek dari datangnya vaksin Covid- yang akan diproduksi oleh Biofarma, akan dijual melalui KAEF dan INAF. Penunjukan ini dipandang positif oleh pelaku pasar sehingga aksi beli meningkat dan harga saham mereka naik.
Kepala Riset PT Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa progres pengujian klinis vaksin virus corona yang tengah dilakukan Biofarma berlangsung lancar sesuai jadwal. Ketersediaan vaksin Biofarma apabila telah final, akan dijual oleh INAF dan KAEF sehingga bisnisnya dianggap memiliki prospek yang baik di tengah tekanan pandemi.
“Ditambah lagi tingkat kesembuhan pasien virus korona di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan tingkat mortalitas,” kata Nafan kepada Ipotnews siang ini.