Home / Fokus / Nilai Ekonomi Secangkir Kopi

Nilai Ekonomi Secangkir Kopi

Marketnews.id Cara minum kopi di Indonesia makin praktis. Beli kopi instan, tuangkan dalam gelas, seduh dengan air panas. Di mana pun, masyarakat Indonesia bisa menikmatinya dengan rasa relatif sama (untuk merek dan varian yang sama) karena takaran kopi-gula dalam satu bungkus merupakan hasil pengaturan mesin dengan presisi yang tinggi.

Masyarakat juga diberikan kemudahan memilih rasa karena produsen kopi instan menawarkan beragam varian. Rasa kopi kelas kafe hasil racikan para barista pun sudah ditawarkan dalam sebungkus kopi instan. Maka seseorang di gunung sunyi pun bisa merasakan kopi kafe ala racikan para barista.

Selain itu, meningkatnya kelas menengah Indonesia telah mengubah gaya hidup yang ikut mendorong tingkat konsumsi kopi. Mereka menikmati kopi tidak hanya di rumah tetapi bertandang ke gerai-gerai kopi. Animo ini makin tinggi. Salah satu contohnya terlihat dari ambisi jaringan kafe Kopi Kenangan yang dalam dua tahun ke depan menargetkan mendirikan 1.000 gerai kopi baik di Indonesia maupun di negara-negara tetangga. Saat ini gerai Kopi Kenangan yang baru didirikan dua tahun lalu telah memiliki sekitar 200 gerai di Indonesia.

Berapa gelas kopi yang bisa disajikan Kopi Kenangan? Menurut sejumlah pemberitaan, tiap bulannya menyajikan lebih dari 3 juta gelas. Jika dikonversi per gerai, maka tiap gerai mampu menjual sekitar 15.000 gelas kopi per bulan atau sekitar 500 gelas per hari. Jika sehari buka 10 jam, maka tiap setengahnya ada 25 orang yang minum kopi di sana. Bisa dibayangkan ramainya. Mungkin itulah sebabnya sampai pesohor dunia pun tertarik menanamkan modalnya di Kopi Kenangan seperti Jay Z dan Serena William.

Cara lain penikmat kopi adalah dengan membelinya di gerai-gerai kopi kecil. Sebagian ada yang meminumnya di tempat, tetapi tak sedikit yang membelinya secara take-away. Ini juga karena makin mudahnya cara bertransaksi ritel. Dengan makin maraknya bisnis makanan pesan-antar melalui layanan ojek online (ojol), maka jumlah pesanan take away kopi bisa dilihat dari antrean driver ojol di gerai-gera kopi.

Karena itu, jumlah konsumsi kopi Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2000 konsumsi kopi Indonesia baru 0,5 kg/kapita/tahun. Tahun 2016 naik menjadi 1,1 kg/kapita/tahun dan tahun 2019 menjadi 1,4 kg/kapita/tahun.

Jika dikonversi, dengan perhitungan per kg kopi bisa menghasilkan 100 cangkir kopi maka rata-rata setiap orang Indonesia meminum kopi sebanyak 140 cangkir per tahun atau 0,38 cangkir kopi per hari. Ini bisa diartikan, tidak semua orang Indonesia mengkonsumsi kopi. Di dunia, negara-negara yang konsumsi kopinya tertinggi saat ini adalah Finlandia (12 kg/kapita/tahun), Norwegia (9,9 kg), dan Islandia (9 kg). Dengan konversi yang sama, masyarakat negara-negara tersebut rata-rata meminum kopi per harinya sebanyak 3,29 cangkir (Finlandia), 2,71 cangkir (Norwegia), 2,47 cangkir (Islandia).

Dengan jumlah produksi kopi dunia saat ini yang menurut International Coffee Organization mencapai 167,4 juta bag atau sekitar 10 miliar kg, maka konsumsi kopi dunia diperkirakan sekitar 2,75 miliar cangkir kopi per hari. Pada tahun 2002, konsumsi kopi dunia masih 2,25 miliar cangkir per hari.

Bagaimana distribusi biaya per cangkir kopi? Sulit menyamaratakannya karena harga per cangkir kopi variasinya lebar. Harga per bungkus kopi instan berkisar Rp1.000 yang bisa dibuat secangkir kopi, sedangkan harga secangkir kopi di kafe-kafe berkisar Rp15.000 hingga Rp50.000-an per cangkir, tergantung kelas kafenya. Di sejumlah negara Barat, harga secangkir kopi di kafe rata-rata sekitar US$2,5 atau sekitar Ro35.000/cangkir.

Hasil penelitian Allegra Strategies, dengan mematok harga per cangkir kopi di Inggris sebesar 2,5 poundsterling atau sekitar Rp45.000, maka distribusi pembiayaannya tersebar ke sejumlah pos. Untuk kopinya sendiri hanya membutuhkan biaya 4% dari harga jual per cangkir. Biaya 4% ini meliputi biaya untuk penanaman kopi, pengolahannya menjadi kopi siap ekspor, transportasi, dan marjin keuntungan penjual kopi mentah. Biaya bahan lain adalah susu dengan nilai biaya sebesar 4%. Lalu ada biaya untuk cangkir, pengaduk, dan penutup cangkir sebesar 7%. Kemudian biaya sewa tempat sebesar 35%, biaya staf sebesar 25%, pajak sebesar 15%, dan keuntungan sebesar 10%.

Dari sana tampak bahwa menjual kopi di kafe meningkatkan nilai tambah berlipat-lipat. Dari ilustrasi di atas, biaya membeli kopi untuk secangkir kopi adalah sebesar Rp1.800. Dengan menjualnya di kafe di Inggris, nilai berlipat menjadi Rp45.000 atau 25 kali lipat.

Sebuah kafe di Indonesia menggambarkan hitung-hitungan yang agak mirip. Sekilogram kopi kualitas bagus dibeli seharga Rp200.000. Kopi tersebut bisa dibuat 100 cangkir atau per cangkir membutuhkan modal Rp2.000 (10 gr kopi). Setelah disajikan, per cangkir kopi dijual seharga Rp20.000-25.000 atau 10 hingga 12,5 kali dari harga bahan baku kopinya. Tentu saja ada sejumlah bahan lain yang harus dipenuhi untuk memberi tambahan rasa.

Meski begitu marjinnya tetap menggiurkan. Apalagi bagi Indonesia, seperti disebutkan di atas, tingkat konsumsi kopi Indonesia masih rendah, sementara di negara-negara maju sudah lebih dari 6 kali lipat Indonesia. Dengan kecenderungan perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia yang terus membaik, maka daya tarik ekonomi kopi makin menarik. Apalagi gaya hidup mulai berubah. Bayangkan jika separuh penduduk Indonesia minum kopi sehari dua kali, maka tiap hari dibutuhkan lebih dari 250 juta cangkir kopi.

Apalagi kopi bukan minuman khusus gender tertentu atau sering diasumsikan minuman para pria. Di Amerika Serikat, 66% perempuannya saat meminum kopi setiap hari, sementara kaum prianya 62%. Mereka meminum kopi rata-rata 3,1 cangkir per hari. Dan di sana saat ini ada sekitar 400 juta kopi tersaji setiap hari. Den Setiawan.

Check Also

BEI Pertanyakan Alasan DEWA Tetapkan Harga Private Placement Rp65 Per Saham

MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI), menelisik penetapan harga pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *