MarketNews.id- Krakatau Steel (KRAS) mengalami penyusutan pendapatan sedalam 47,9 persen secara tahunan tersisa USD657,52 juta pada akhir September 2024.
Pemicunya, penjualan baja pasar lokal melorot 49,3 persen secara tahunan menjadi USD518,33 juta. Senasib pendapatan dari lini usaha sarana infrastruktur turun 26,06 persen secara tahunan menjadi USD122 juta.
Plt. Direktur Utama KRAS, M. Akbar Djohan menerangkan dengan masih belum beroperasinya pabrik HSM#1 yang menjadi sumber pendapatan utama perseroan.
“Kami melakukan berbagai inisiatif, termasuk upaya proses recovery pabrik HSM#1 tetap berjalan sesuai target untuk memperbaiki kinerja operasional,” tulis dia dalam keterangan resmi dikutip Jumat 1 Nopember 2024.
Ia menambahkan, kinerja operasional masih membukukan rugi operasi sebesar USD22,54 juta atau setara Rp341,38 miliar.
Demikian halnya dengan kinerja non-operasional, Perseroan masih tertekan dengan beban keuangan sebesar USD94,40 juta atau setara Rp1,46 triliun sebagai dampak dari masih tingginya utang restrukturisasi yang harus ditanggung Perseroan.
Selain itu kinerja dari Entitas Asosisasi dan Ventura Bersama masih memberikan kontribusi rugi sebesar USD44,16 juta atau setara Rp683,35 miliar serta rugi selisih kurs sebesar USD22,2 juta atau setara Rp342,53 miliar.
Sehingga, KRAS masih membukukan rugi periode berjalan sebesar USD186,7 juta atau setara dengan Rp2,89 triliun. Bengkak 203,2 persen dibanding akhir September 2023 yang tercatat USD61,409 juta.
Dampaknya, defisit atau akumulasi rugi menukik sedalam delapan persen dibanding akhir tahun 2023 menyentuh USD2,511 miliar.
Patut dicermati, kewajiban jangka pendek senilai USD2,187 miliar, Tapi aset lancar hanya USD574,21 juta.
Akbar menyatakan dalam menghadapi tantangan tersebut, perseroan tetap melakukan berbagai inisiatif, termasuk upaya proses pemulihan pabrik HSM#1 tetap berjalan sesuai target untuk memperbaiki kinerja operasional.
Selain itu, kata dia, pada sisi non operasional juga sedang diupayakan restrukturisasi utang lanjutan bisa diselesaikan segera pada triwulan IV tahun 2024.
“Sehingga, diharapkan kinerja Perseroan tahun 2024 menjadi lebih baik dan keberlangsungan usaha Perseroan dalam jangka panjang tetap terjaga,” harap dia.
Akbar juga menyatakan turut aktif dalam program pembangunan infrastruktur Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen dengan industri baja sebagai salah satu akselerator utamanya.
Abdul Segara