MarketNews. PT United Tractors Tbk (UNTR) merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII). Anak usaha dari ASII ini, sekarang sudah memiliki anak usaha sekaligus jadi cucu usaha dari ASII. Bila UNTR bisnis utama nya adalah produsen sekaligus distributor alat berat, cucu usaha ASII bergerak dalam industri tenaga listrik dan bagian dari energi terbarukan dalam kelola sampah daur ulang.
PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan Hitachi Zosen Corporation dan Sumitomo Corporation.
JV tersebut akan menjalankan kegiatan usaha pembangkitan tenaga listrik, serta treatment dan pembuangan limbah hingga sampah tidak berbahaya. Modal yang ditempatkan di perusahaan tersebut sebesar Rp 10 triliun. United Tractors melalui Energia Prima Nusantara memiliki 30 persen saham, Sumitomo 60 persen, dan Hitachi Zosen 10 persen.
JV United Tractors-Sumitomo-Hitachi Zosen berpotensi terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan kapasitas penanganan 2.000 ton sampah per hari.
Proyek tersebut juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkapasitas 30-50 MW.
Pembentukan JV ini dapat memberikan sejumlah dampak positif bagi United Tractors (UNTR) karena dapat meningkatan porsi energi terbarukan perseroan. Hal ini berpotensi meningkatkan aspek atau nilai ESG, sehingga bisa meningkatkan daya tarik UNTR di mata investor.
Sebelumnya, UNTR telah berinvestasi di sejumlah perusahaan yang bergerak di energi terbarukan, seperti 40,5 persen saham PT Supreme Energy Sriwijaya, salah satu pemilik PLTP Rantau Dedap, senilai US$ 42 juta dan 21,6 persen saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) senilai Rp 177 miliar.
Semakin beragamnya jenis usaha UNTR lewat anak usaha, tentunya memiliki risiko tersendiri setelah perseroan semakin melebarkan sayapnya di luar usaha alat berat.
Sementara itu, UNTR telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) 2024 sebesar Rp 21 triliun, yang mayoritas akan dipakai untuk mendanai kebutuhan bisnis alat berat. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) itu terbilang konsisten menggelontorkan dana fantastis, sama seperti capex tahun-tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K Loebis menjelaskan, alokasi capex tahun ini kurang lebih sama seperti 2023 yang sebesar Rp 21 triliun. Demikian pula dengan rencana penggunaannya. Tahun ini, sebagian besar capex akan dibelanjakan UNTR untuk mengganti dan memperbaiki alat berat yang sudah usang di lini bisnis kontraktor pertambangan.
Sementara itu, belanja untuk sektor pertambangan emas seperti eksplorasi rutin dan pemeliharaan fasilitas tambang, tidak lebih besar daripada porsi untuk belanja di sektor pertambangan. Atau, dengan kata lain, belanja di sektor emas hanya sebagian kecil dari total capex UNTR tahun ini.
Di luar sektor pertambangan, emiten alat berat Grup Astra ini juga memiliki portofolio usaha di bidang-bidang lain, seperti industri konstruksi dan energi. Karena itu, sisa capex yang sekitar Rp 1,2 triliun akan dibelanjakan perseroan untuk mendanai sektor-sektor tersebut.