MarketNews.id Ada asap, pasti ada api. Perumpamaan ini bisa disepadankan dengan yang terjadi belakangan ini di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam beberapa bulan terakhir, sering terjadi harga saham emiten alami peningkatan atau penurunan yang melampaui batas atas atau bawah yang berdampak dihentikan sementara perdagangan saham bersangkutan.
Setelah dilakukan klarifikasi oleh BEI, biasanya emiten bersangkutan tidak mengetahui penyebab naik atau turunnya harga saham tersebut.
Hal sama juga terjadi pada saham PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU), yang alami fluktuasi harga yang menembus atas atau bahwa. Belakangan terungkap, perseroan akan melakukan right issue.
PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) menyampaikan klarifikasi dan jawaban atas permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan perjalanan bisnis yang berlangsung di tahun 2023.
Nanang Sumartono H, Direktur Utama KAYU mengatakan, untuk kegiatan usaha, perseroan telah membukukan kontrak kerja sama penjualan produk ke Korea dan Taiwan di tahun 2023.
Ekspor produk ke Korea dan Taiwan ini merupakan hasil dari ekspansi bisnis yang dilakukan manajemen.
Nanang mengatakan, selain ekspor ke beberapa negara eksisting, ke depan manajemen akan terus melakukan ekspansi ke Jepang, kawasan Eropa yaitu Belanda, Bosnia, serta Polandia yang membawahi area pemasaran Jerman, Perancis, Italia, Belgia dan Polandia sendiri. Dan juga Eropa Timur yaitu Ukraina & Belarus, serta Amerika Serikat.
“Untuk mendukung ekspansi ini perseroan berencana akan melakukan corporate action berupa rights issue pada tahun 2024,” tulis Nanang dalam keterangannya, Selasa 16 Januari 2024.
Meski optimistis mampu menembus pasar ekspor baru, namun diakui bahwa manajemen menghadapi beberapa kendala seperti ketidakpastian ekonomi global dan eskalasi politik yang memanas di dalam negeri seiring pelaksanaan pemilu semakin dekat.
“Kami membentuk kemitraan atau aliansi strategis dengan perusahaan lokal di negara tujuan ekspor (untuk mengatasi kendala itu). Dengan tujuan untuk membantu memahami pasar dengan lebih baik dan memperoleh dukungan lokal untuk dapat membuka peluang baru dan meningkatkan daya saing,” ulasnya.
Saat ini manajemen juga sedang bernegosiasi dengan buyer di negara baru, dengan tujuan meningkatkan penjualan dan meningkatkan gross profit margin. Untuk ekspor ke India diakui untuk saat ini belum terlalu menjanjikan karena kondisi ekonomi di negara tersebut belum sepenuhnya membaik pasca pandemi Covid-19.
“Untuk itu perseroan pada tahun 2024 melakukan ekspansi pasar ke negara baru dengan tujuan untuk dapat mencapai proyeksi penjualan tahun 2024,” ungkap Nanang Sumartono.