MarketNews.id Investasi di pasar modal perlu ketahanan mental yang kokoh. Fluktuasi harga saham seperti jetcoster bisa saja terjadi pada pilihan saham yang naiknyapun seperti jetcoster.
Harga saham emiten dalam kelompok usaha yang dimiliki oleh Prayogo Pangestu yakni BRPT, TPIA Dan BREN alami penurunan signifikan bahkan menyentuh batas bawah. Tiga saham milik Taipan Prayogo Pangestu ini turun tajam antara 20-33 persen, hingga BEI meminta ketiga emiten tersebut lakukan public expose insidentil atas kinerja saham perusahaan.
Akibat rontoknya harga saham yang dimiliki oleh Prayogo Pangestu, kekayaan Taipan ini tergerus US$7,9 miliar atau setara Rp122,59 triliun (kurs jisdor Rp15.518) seiring dengan anjloknya 3 saham kesayangannya, BRPT, TPIA dan BREN.
Mengutip data Forbes Real Time Billionaire per Selasa 9 Januari 2024, kekayaan Taipan ini tercatat sebesar US$42,5 miliar atau setara Rp661,55 triliun. Kekayaan Prajogo turun 15,74 persen atau US$7,9 miliar.
Turunnya kekayaan Prajogo seiring dengan anjloknya saham-saham koleksinya. Dua di antara sahamnya bahkan menyentuh Auto rejection Bawah. Pelemahan ini merupakan efek dari investor yang melakukan profit taking serta adanya sentimen pemeriksaan transaksi saham Prajogo lainnya yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada penutupan perdagangan Selasa 9 Januari 2024 ketiga saham koleksi Prajogo PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) bertengger di jajaran top laggard dengan menyentuh Auto Rejection Bawah (ARB) sekaligus pemberat IHSG.
Saham BREN dan TPIA yang menyentuh Auto Rejection Bawah (ARB). BREN turun 20 persen ke level Rp5.400 menekan IHSG sebesar 52,38 poin. Kemudian TPIA dengan penurunan yang juga 20 persen ke level Rp4.420 per saham menyumbang penurunan sebesar 33,62 poin.
Di sisi lain, BRPT terpantau turun 18,2 persen ke level Rp1.080 dan menyumbang penurunan poin sebesar 15,58 poin terhadap IHSG.
Pada perdagangan hari ini Rabu 10 Januari 2024 pukul 10.00 WIB, saham Prajogo bergerak bervariasi. BREN dan BRPT mulai bergerak hijau meski sempat bergerak di zona merah, sementara TPIA betah di jalur lemah.
Manajemen Chandra Asri (TPIA) menilai harga saham yang bergerak liar sejak akhir tahun lalu merupakan bagian dari dinamika pasar.
Direktur Chandra Asri Grup Suryandi mengatakan kenaikan harga saham yang naik secara signifikan sejak akhir tahun yang berujung disuspensinya saham TPIA oleh BEI merupakan akibat dari dinamika pasar.
“Kami melihatnya adalah ini berkaitan dengan dinamika pasar. Dinamika pasar, entah bagaimana mereka melihat pengembangan bisnis dari perusahaan, berapa jumlah saham yang beredar di masyarakat serta harganya seperti apa,” kata Suryandi dalam paparan publik insidentil, Rabu 10 Januari 2024.
Menurut Suryandi pergerakan saham yang dinilai tidak wajar merupakan wewenang dari otoritas terkait. Dia mengatakan TPIA akan menyerahkan keputusan yang berkaitan dengan saham kepada pihak-pihak tersebut.
Seperti yang diketahui, pada 22 Desember 2023 saham TPIA sempat disuspensi Bursa di seluruh pasar. Penghentian perdagangan ini dinilai perlu dilakukan dalam rangka cooling down terkait terjadi peningkatan harga yang signifikan.
Namun suspensi TPIA dibuka pada perdagangan 27 Desember 2023. Pada hari suspensi dibuka, saham TPIA kembali naik sebesar 2,13% ke level Rp6.000 per saham.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Rabu 10 Januari 2024 pukul 15.45 WIB, saham TPIA bergerak turun 4,74 persen ke level Rp4.020 per saham. Saham TPIA telah turun sejak perdagangan Jumat, 5 Januari 2024).
Secara akumulasi, saham TPIA telah turun 31,28 persen dalam perdagangan sepekan dan 14,47 persen dalam perdagangan sebulan. Secara year to date pula, saham TPIA mencatatkan return negatif sebesar 23,62 persen.