MarketNews.id Bisnis jasa telekomunikasi dan turunannya, terus bertumbuh sejalan dengan terus berkembangnya perekonomian secara umum. Terus membaiknya bisnis telekomunikasi dan turunannya tercermin meningkatnya pendapatan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Bila di setahunkan, pendapatan TBIG akan mencapai Rp6, 69 Triliun. Peningkatan pendapatan ini terlihat dari bertambahnya Sites telekomunikasi milik perseroan jadi 22.175 menara dan 117 jaringan DAS dengan total penyewaan menara sebanyak 41.455 dengan rasio ko lokasi atau tenancy ratio perseroan jadi 1,87 kali.
Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil mencatatkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 4,95 triliun dan Rp 4,28 triliun untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2023.
“Jika triwulan ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 6,69 triliun dan Rp 5,77 triliun,” ungkap CEO TBIG Hardi Wijaya Liong dalam keterangan yang dikutip, Jumat 1 Desember 2023.
TBIG memiliki 41.572 penyewaan dan 22.292 sites telekomunikasi hingga akhhir September 2023. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 22.175 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.455, sehingga rasio kolokasi ( tenancy ratio ) perseroan menjadi 1,87x.
“Di sembilan bulan pertama 2023, kami telah menambahkan 2.260 penyewaan ke dalam portofolio kami yang terdiri dari 524 sites telekomunikasi dan 1.736 kolokasi. Dikarenakan rekonfigurasi jaringan IOH yang sedang berlangsung dan tidak diperbarui sewa beberapa penyewaan IOH yang akan berakhir, penambahan sewa bersih grup tersebut lebih rendah selama sembilan bulan 2023,” ujarnya.
Adapun total pinjaman kotor ( gross debt ) perseroan (jika bagian pinjaman dalam mata uang US$ yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) sebesar Rp 27.606 miliar, dan total pinjaman senior ( gross senior debt ) sebesar Rp 4.870 miliar.
Dengan saldo kas mencapai Rp 802 miliar, maka total pinjaman bersih ( net debt ) menjadi Rp 26.804 miliar dan total pinjaman senior bersih ( net senior debt ) Rp 4.068 miliar. Bila menggunakan EBITDA kuartal III-2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.
Sementara itu, CFO TBIG Helmy Yusman Santoso menambahkan, perseroan akan terus memperkuat dan mendiversifikasi sumber pendanaan utang. Selain fasilitas pinjaman revolving dengan komitmen dan program Obligasi VI sebesar IDR 20 triliun, perseroan juga memiliki lebih dari IDR 5 triliun dalam pinjaman bilateral IDR dalam negeri.
“Struktur utang kami tetap kokoh – dengan harga yang kompetitif, sepenuhnya terlindungi, dan ketersediaan fasilitas yang belum dicairkan,” pungkasnya.