MarketNews.id Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlangsung semarak dan ketat. Semua indikator perdagangan positif kecuali Indeks saham terpuruk hingga 1,12 persen. Pengaruh pasar global masih mendominasi walau ada sinyal kenaikan tingkat bunga di AS yang didahului oleh kenaikan bunga BI.
Pada penutupan perdagangan Jumat 20 Oktober 2023, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terperosok ke level 6.849 atau melorot 1,12 persen dibanding posisi akhir pekan sebelumnya 6.926.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip di Jakarta, Jum’at 20 Oktober 2023, tren bearish terlihat pada IHSG selama sepekan terakhir atau periode 16-20 Oktober 2023 tertekan oleh dominasi aksi jual, bahkan investor asing terpantau kembali mencatatkan net sell.
Di tengah peningkatan aksi jual tersebut, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) selama sepekan terakhir mencapai Rp11,81 triliun atau meningkat 16,82 persen dibanding sepekan sebelumnya senilai Rp10,11 triliun per hari.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan tercatat 24,01 miliar saham atau melonjak 23,07 persen dibanding sepekan sebelumnya, yakni 19,51 miliar per hari.
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan mengalami kenaikan 12,27 persen menjadi 1.344.504 kali dari 1.197.523 kali transaksi per hari pada sepekan sebelumnya.
Hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini, kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp10.651 triliun atau bertumbuh 0,84 persen dibanding saat penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya sebesar Rp10.562 triliun.
Pada perdagangan Jumat 20 Oktober 2023, investor asing mencatatkan nilai jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp288,56 miliar. Sedangkan untuk sepanjang tahun ini yang berakhir hingga 20 Oktober 2023, investor asing mencatat jual bersih mencapai Rp8,49 triliun.
Selama sepekan perdagangan, BEI hanya menerima satu pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II-2023 sebesar Rp900 miliar yang diterbitkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Penerbitan obligasi yang ditangani PT Indo Premier Sekuritas ini memiliki rating idA+ (Single A Plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Dengan penerbitan surat utang oleh SMRA tersebut, maka saat ini jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang 2023 sebanyak 95 emisi dari 56 emiten senilai Rp105,13 triliun.
Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat saat ini mencapai 537 emisi, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp459,64 triliun dan USD69,05 juta yang diterbitkan oleh 127 emiten.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 191 seri senilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Sedangkan, Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sembilan emisi senilai Rp2,94 triliun.