Home / Corporate Action / Menara Kembar Indonesia 1 Akhirnya Dimiliki Oleh Surya Paloh

Menara Kembar Indonesia 1 Akhirnya Dimiliki Oleh Surya Paloh

PT Media Property Indonesia (MPI) secara resmi telah mengambil alih kepemilikan Menara Kembar Indonesia 1. Setelah melalui proses panjang paska pecah kongsi dengan mitra asal China, Surya Paloh sebagai pemilik Media Group lewat anak usahanya PT MPI resmi jadi pemilik utama Menara kembar Indonesia 1 , menara kembar tertinggi di Jakarta bahkan di Indonesia.


“Media Group melalui MPI sudah menjadi pemilik sepenuhnya dari Indonesia 1 dan pembangunan menara kembar ini akan segera kami lanjutkan,” kata CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib dalam konferensi pers virtual, Jumat, 18 Maret 2022.


Mirdal menjelaskan, MPI telah melakukan proses akuisisi 100 persen proyek Gedung Indonesia 1 dari China Sonangol Media Investment (CSMI) pada Desember 2021.

Dengan kepemilikan seluruhnya tersebut maka CSMI berubah nama menjadi PT Surya Indonesia 1 Properti.

“Saat ini gedung dalam proses penyelesaian, masih sekitar 40 persen lagi, diperkirakan akan selesai pada Desember 2023 dengan topping off sekitar empat bulan dari hari ini,” tuturnya.

Lebih jauh Mohammad Mirdal Akib menyampaikan, khusus Menara South pada Gedung Indonesia 1 seluruhnya akan investasikan berdasarkan strata title, sehingga pembeli memiliki opsi lebih fleksibel, digunakan sendiri, disewakan, atau dijual. Mereka bekerja sama sama dengan manajemen investasi Colliers untuk pemasarannya.

Mirdal optimistis dengan penjualannya. Selain menyediakan kemudahan akses transportasi, gedung ini juga dibangun dengan konsep green technology, yang diyakini berbeda dengan gedung lainnya. Target pasarnya pun menyasar pasar internasional.

“Pasar yang kami sasar bukan hanya investor nasional, tapi juga internasional seperti Dubai dan Singapura,” kata Mirdal.

“Ruang untuk investasi properti dengan pasar internasional di Jakarta masih cukup besar, dibanding kota-kota lain di Indonesia, sehingga masih bisa tumbuh cukup tinggi. Ini yang membuat kami optimistis,” kata Mirdal.

Terkait dengan kemungkinan beralihnya investasi properti ke ibu kota baru pada 2023, Mirdal menegaskan, hasil studi yang dilakukan menunjukkan dalam kurun lima sampai sepuluh tahun ke depan, Jakarta masih akan menjadi kota bisnis, bukan cuma di Indonesia tapi juga di kawasan Asia Pasifik.

“Berdasarkan riset itu, pasar memang kami arahkan ke pasar internasional. Jadi tidak terganggu dengan proses pembangunan dan kekhawatiran banyak investasi beralih ke ibu kota baru,” pungkas Mirdal.

Check Also

BEI Pertanyakan Alasan DEWA Tetapkan Harga Private Placement Rp65 Per Saham

MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI), menelisik penetapan harga pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *