Home / Otoritas / Bank Indonesia / Pemerintah Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,2 Persen Di 2022

Pemerintah Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,2 Persen Di 2022

Marketnews.id Meskipun banyak pihak mulai ragu apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai lebih dari Lima persen, tapi Pemerintah lewat Kementrian Keuangan optimistik pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen.

Optimisme Pemerintah tetap dengan catatan pengendalian pendemi yang menyeluruh, termasuk dengan akselerasi vaksinasi secara masif. Selain itu, reformasi struktural juga harus terus diimplementasikan secara konsisten dan komprehensif.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memproyeksikan ekonomi Indonesia pada2022 akan tumbuh sebesar 5,2 persen,ditopang penguatan investasi dan ekspor, serta kelanjutan pemulihan konsumsi masyarakat.


“Hal ini tentunya harus didukung oleh upaya pengendalian pandemi yang menyeluruh, termasuk dengan akselerasi vaksinasi secara masif,” ucap Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 7 Pebruari 2022.


Selain itu, reformasi struktural juga harus terus diimplementasikan secara konsisten dan komprehensif, guna memperkuat fondasi perekonomian dengan meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional.


Namun demikian, Febrio mengungkapkan adanya sejumlah risiko yang harus terus diwaspadai dan diantisipasi, khususnya penyebaran varian Omicron yang sejak akhir 2021 melanda berbagai negara dan menyebabkan gelombang baru Covid-19.


Pengalaman berbagai negara menunjukkan bahwa gelombang Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta, namun juga lebih cepat menurun.


Saat ini, Indonesia juga sedang dihadapkan pada peningkatan kasus harian varian Omicron yang sudah menyentuh angka di atas 36 ribu kasus per 6 Februari 2022, namun tingkat keterisian rumah sakit (BOR) dan kematian masih relatif lebih rendah dibanding gelombang Delta.


“Meskipun demikian, kita harus tetap waspada dengan menjaga disiplin penerapan protokol kesehatan dan berjaga-jaga mempersiapkan berbagai langkah darurat jika diperlukan. Ketersediaan vaksin yang memadai dapat menjadi faktor krusial dalam penanganan pandemi gelombang Omicron,” tegasnya.


Untukmenghadapi berbagai tantangan ke depan,Febrio mengatakan APBN akan fleksibel dan responsif.Di samping risiko pandemi, pemerintah juga mengantisipasi berbagai risiko eksternal seperti tekanan inflasi tinggi, percepatan pengurangan pembelian aset alias tapering off di Amerika Serikat, serta potensi dampak isu geopolitik yang tengah terjadi.


“Dalam hal ini pemerintah bersama dengan otoritas lain yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK ) terus bersinergi menyiapkan bauran kebijakan antisipatif dalam menghadapi risiko-risiko global tersebut. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia,” ujarnya.

Check Also

Manajemen Pun Ragu WSKT Mampu Tunaikan Kewajiban Rp82,1 Triliun

MarketNews.id- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan kewajiban sebesar Rp82,107 triliun pada akhir Juni 2024. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *