Home / Korporasi / BUMN / BRI Danareksa : Proyeksi kan Keuntungan Korporasi 12 Persen Dan Indeks Di Posisi 7.300-7550 Di 2022

BRI Danareksa : Proyeksi kan Keuntungan Korporasi 12 Persen Dan Indeks Di Posisi 7.300-7550 Di 2022

Marketnews.id Pasar modal Indonesia di tahun 2022 mendatang tetap jadi tempat investasi yang menarik. Betapa tidak, sepanjang pendemi Covid-19 pasar modal Indonesia jadi tempat investasi menarik buat pendatang baru yakni kaum milenial.

Kehadiran kaum milenial ini memberi warna baru buat pasar modal. Investor lokal dan ritel jadi tuan dirumahnya sendiri dengan hadirnya investor milenial. Semasa pendemi, pasar modal Indonesia jadi sumber penopang kinerja perekonomian nasional dan mampu jadi pasar modal terbaik di Asean plus.

Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) mengungguli kinerja Indeks LQ45 pada 2021. PT BRI Danareksa Sekuritas memproyeksi pertumbuhan laba bersih korporasi pada kisaran 12%, sehingga proyeksi pergerakan IHSG tahun depan di rentang 7.300-7.550.


Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan IHSG mengungguli LQ 45 sejak Januari 2021. IHSG melesat 12,4% (year-to-date), lebih tinggi dari Indeks LQ 45 2021 yang hanya tumbuh 3%.


“Kami memproyeksi pertumbuhan laba bersih korporasi pada kisaran 12%, sehingga target IHSG tahun depan di 7.300-7.550,” kata Friderica dalam Webinar Kagama bertajuk “Review Perekonomian 2021 Dan Outlook 2022”, Jumat, 17 Desember 2021.


BRI Danareksa Sekuritas mengidentifikasi dua tema utama arah investasi di pasar saham untuk 2022. “Kedua tema ini memberikan peluang untuk meningkatkan kinerjanya: The Proxies and Growth The Green and New Economy Proxies,” jelas Friderica.


Beberapa sektor di IHSG memimpin kenaikan harga saham. “Termasuk saham dari bank kecil yang tidak termasuk dalam Indeks LQ 45, didukung sentimen digitalisasi perbankan,” ujar Friderica.


Selama ini, Indeks LQ45 memang jarang mengungguli IHSG . Terakhir kali Indeks LQ 45 mengungguli IHSG terjadi pada 2014 dan 2017. Pada sebagian besar tahun, kinerja IHSG lebih besar karena ditopang minat yang lebih besar terhadap preferensi sektor ekonomi baru yang akan datang.


Dengan optimisme pasar yang muncul pada saat itu dari rencana vaksinasi Covid-19, membuat IHSG menguat dalam pekan pertama Januari 2021. Kekuatan pasar pada saat itu bersifat sementara karena ketidakpastian stimulus fiskal Amerika Serikat setelah pemilihan presiden ditambah gelombang pandemi Covid-19 di India akibat varian Delta.


Di Indonesia, situasi memburuk pada pertengahan tahun karena langkah-langkah, pemberlakuan pembatasan mobilitas sosial yang ketat menghambat pemulihan ekonomi.


“Namun dampak positif tindakan ini membuat terkendalinya kurva pandemi, yang pada gilirannya menyebabkan aktivitas ekonomi yang kuat dan kepercayaan diri lebih tinggi,” ujar Friderica.


Jumlah investor pasar modal per November 2021 mencapai 7,15 juta SID. Pencapaian tersebut menunjukkan pertumbuhan 84% dibanding akhir 2020 yang mencapai 3,88 juta SID.

Tahun lalu jumlah investor tumbuh 56% dibanding akhir 2019, yakni 2,48 juta SID. Tahun 2019 jumlah investor tumbuh 53% dibanding akhir 2018 yang mencapai 1,61 juta SID.


Sebaran investor domestik per November 2021 dirasa belum merata dan masih berpusat di Pulau Jawa dengan porsi mencapai 69,87%. Sisanya adalah Sumatera 16,53%, Kalimantan 5,39%, Sulawesi 3,93%, Bali-NTB-NTT 3,33%, dan Maluku-Papua 0,95%.


“Ini membutuhkan literasi dan edukasi, serta pengembangan infrastruktur IT, seperti jaringan internet, menjadi faktor utama dalam peningkatan investor pasar modal, terutama di luar Pulau Jawa,” tutur Friderica.

Check Also

Multipolar Technology Tbk (MLPT) Berencana  Stock Split

MarketNews.id- Manajemen Multipolar Technology (MLPT), mengaku tengah melakukan kajian pemecahan nominal saham atau stock split …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *