Marketnews.id Meningkatnya pendapatan usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk sepanjang semester pertama tahun ini dari Rp2,34 triliun menjadi Rp 3,25 triliun, mamp membuat emiten pengembang kawasan ini meraih laba bersih signifikan dibanding kinerja semester tahun lalu yang mengalami kerugian hingga Rp 192,68 miliar.
Sepanjang semester I-2021, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp680 miliar, jauh meningkat dibandingkan dengan Semester I-2020 saat perseroan masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp192,68 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021, pada semester pertama tahun ini BSDE mampu meraih pendapatan usaha mencapai Rp3,25 triliun atau jauh lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp2,34 triliun.
Seiring dengan peningkatan jumlah pendapatan, para paruh pertama 2021 jumlah beban pokok penjualan yang dicatatkan BSDE meningkat menjadi Rp1,06 triliun dari Rp732,93 miliar di Semester I-2020. Sehingga, laba bruto perseroan pada enam bulan pertama tahun ini menjadi Rp2,19 triliun atau lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp1,6 triliun.
Sementara itu, beban usaha BSDE di Semester I-2021 tercatat Rp1,07 triliun atau lebih rendah dibanding Semester I-2020 yang sebesar Rp1,12 triliun. Maka, jumlah laba usaha selama enam bulan pertama tahun ini menjadi Rp1,12 triliun atau jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp488,74 miliar.
Adapun jumlah laba sebelum pajak BSDE untuk periode yang berakhir 30 Juni 2021 sebesar Rp748,39 miliar. Pada Semester I-2020, BSDE mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp116,79 miliar.
Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) di Semester I-2020 yang sebesar Rp1,43 miliar, maka laba periode berjalan yang dicatatkan BSDE menjadi Rp746,96 miliar. Sedangkan, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun ini adalah Rp680 miliar.
Per 30 Juni 2021, total liabilitas BSDE tercatat Rp24,01 triliun atau lebih rendah dibanding posisi per 31 Desember 2020 yang sebesar Rp26,39 triliun. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Semester I-2021 tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp35,05 triliun dari posisi per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp34,47 triliun.