Marketnews.id Hasil survai pemantau harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada pekan ketiga Pebruari 2021 terjadi inflasi sebesar O,07 persen, kontribusi terbesar dari penyumbang utama inflasi yaitu cabai merah dan kangkung masing masing 0,03 dan 0,02 persen.
Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan ketiga Februari 2021, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada periode itu sebesar 0,07 persen month to month (mtom). Sementara untuk perkiraan inflasi tahun kalender (year to date / ytd) sebesar 0,33 persen. Kemudian inflasi secara tahunan ditaksir sebesar 1,34 persen year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan penyumbang utama inflasi yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,03 persen (mtom), kangkung sebesar 0,02 persen (mtom). Selain itu adalah cabai rawit, bayam, bawang merah, daging sapi, besi beton dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtom).
“Komoditas yang menyumbang deflasi yaitu telur ayam ras sebesar -0,03 persen (mtom), daging ayam ras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02 persen (mtom), tomat dan air kemasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtom),” ujar Erwin dalam keterangannya, Sabtu (20/2).
Sementara itu aliran dana asing yang masuk pada 15-18 Februari 2021 sebesar Rp3,54 triliun. Dana asing masuk itu dalam wujud Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,40 triliun. Selain itu adalah melalui pasar saham sebesar Rp1,14 triliun. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp36,24 triliun.
“Premi CDS (credit default swab) Indonesia 5 tahun relatif stabil ke 66,90 bps (basis poin) per 18 Februari 2021 dari 66,8 bps per 12 Februari 2021,” pungkas Erwin Haryono.