Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk Senilai Rp 3,975 Triliun

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk Senilai Rp 3,975 Triliun

Marketnews.id Pada kuartal pertama 2021 proses akiuisisi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terhadap PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) dengan mengakuisisi 3.000 menara yang dimiliki oleh IBST akan selesai.

Emiten menara milik Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) bakal mengakuisisi 3.000 menara PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) dengan nilai transaksi Rp3.975 miliar atau Rp3,97 triliun.

TBIG merupakan entitas Grup Saratoga milik Menparekraf Sandiaga Uno, melalui PT Wahana Anugerah Sejahtera dengan jumlah saham sebesar 34,23 persen dan PT Provident Capital Indonesia 25,52 persen. Adapun, Sandiaga Uno memegang 21,51 persen saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG).

CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengatakan, perseroan melalui anak perusahaannya PT Tower Bersama, telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Aset Bersyarat dengan IBST untuk pembelian sebanyak-banyaknya 3.000 menara, dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 3,97 triliun atau setara dengan US$280 juta.


“Akuisisi ini melengkapi strategi utama kami yang berfokus pada pertumbuhan organik,” kata Hardi dalam keterangan tertulis, Rabu (23/12/2020).

Menurut Hardi, penyelesaian transaksi ini masih membutuhkan berbagai persetujuan termasuk persetujuan pemegang saham dan pemberi pinjaman dari TBIG dan IBST.

Transaksi ini diharapkan akan selesai menjelang akhir triwulan I/2021.Hardi mengatakan transaksi ini akan meningkatkan EBITDA perseroan sekitar 10 persen dan memiliki dampak penambahan langsung. Dengan adanya akuisisi ini, diperkirakan total menara telekomunikasi perseroan akan menjadi lebih dari 19.000 menara.


Tercatat, per 30 September 2020, TBIG memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan DAS.

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, dana untuk ekspansi non-organik tersebut akan berasal dari dua sumber, yakni kas internal perseroan dan cadangan fasilitas pinjaman bank.

“Kombinasi pinjaman dan cash internal,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (23/12/2020)


Adapun, untuk pertumbuhan secara organik yakni melalui pembangunan menara baru dan kolokasi menara, TBIG menyiapkan sekitar Rp 2 triliun sebagai pos belanja modal alias capital expenditure untuk tahun buku 2021 mendatang.

Check Also

Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

MarketNews.id- Akuntan Publik penelaah laporan keuangan semester I 2024 Sepatu Bata (BATA) mengungkapkan, keraguan kelangsungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *