Marketnews.id Perekonomian Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan ketujuh terbesar di dunia berdasarkan daya beli. Indonesia juga sudah menurunkan angka kemiskinan menjadi 9,2 persen di 2019 dari sebelumnya angka kemiskinan sebesar 23,4 persen. Atas capaian ini, Asia Development Bank (ADB) berkomitmen untuk memberikan pinjaman kepada Indonesia sekitar USD10,7 miliar.
Asian Development Bank (ADB), mengesahkan strategi kemitraan negara 2020-2024 untuk Indonesia yang ditujukan untuk menjalankan dukungan finansial dan solusi melalui operasi sektor pemerintah dan swasta, serta pengetahuan teknis, agar dapat mengkatalisasi investasi dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan siaran pers yang dikirim ADB melalui surat elektronik, Jakarta, Rabu (23/9), melalui strategi lima tahun tersebut, operasi ADB akan mendukung pembangunan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berdaya saing, dengan berfokus pada kesejahteraan, ekonomi yang kompetitif dan lingkungan maupun membantu pembangunan ketahanan terhadap risiko iklim dan bencana.
ADB mengaku, pihaknya akan membantu pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, termasuk pemulihan dari pandemi Covid-19 berupa dukungan pengetahuan, bantuan teknis dan keuangan. ADB akan membantu Indonesia memperkuat layanan kesehatan, memperluas perlindungan sosial, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mengembangkan keterampilan kerja.
“Strategi kemitraan negara yang baru ini mencerminkan komitmen ADB untuk membantu Indonesia dalam mendorong pembangunan manusia, meningkatkan daya saing ekonomi dan menjawab risiko bencana, serta keberlanjutan lingkungan di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan naiknya ancaman global seperti perubahan iklim,” kata Presiden ADB, Masatsugu Asakawa di Manila, Filipina, Rabu (23/9).
Strategi ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia (RPJMN 2020-2024) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (Sustainable Development Goals/SDG) dan strategi korporat ADB 2030.
“Kami sangat menghargai dukungan kuat ADB pada Indonesia yang sudah berlangsung lama, terutama kecepatan respons ADB, serta komunikasi yang erat dan aktif dengan pemerintah selama pandemi Covid-19,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Lebih jauh Menkeu menambahkan, strategi kemitraan ini memosisikan ADB sebagai mitra penting yang membawa solusi inovatif terhadap tantangan pembangunan yang kompleks. “Kami menyambut baik fokus ADB pada pembangunan yang inklusif, berdaya saing dan berkelanjutan,” kata Menkeu.
Dalam siaran persnya, ADB menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan ketujuh terbesar di dunia berdasarkan daya beli. Indonesia telah menurunkan separuh tingkat kemiskinan menjadi 9,2 persen dari garis kemiskinan nasional pada 2019, sebelumnya 23,4 persen pada 1999.
“Tetapi kemajuan ini berisiko mengalami kemunduran akibat dampak berat pandemi Covid-19,” demikian disebutkan dalam siaran pers ADB.
Dengan strategi ini, pinjaman ADB kepada pemerintah Indonesia diperkirakan akan mencapai USD10,7 miliar pada periode 2020-2023. Operasi negara ADB akan berupaya memobilisasi pembiayaan bersama (cofinancing) dari mitra pembangunan dan investasi dari sektor swasta, guna membantu pemerintah merespons lebih baik naiknya kebutuhan keuangan di tengah pandemi Covid-19.
Sebagai contoh, ADB akan membantu Indonesia menarik lebih banyak investasi swasta di bidang infrastruktur melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (PPP/public-private partnership) yang lebih luas.
ADB juga akan membantu pencapaian SDG di Indonesia dengan merancang berbagai opsi pembiayaan inovatif untuk mengurangi risiko proyek-proyek infrastruktur hijau dan sebagai katalis investasi sektor swasta.