Home / Otoritas / Bank Indonesia / Menkeu : Pertumbuhan Ekonomi 2020, Antara Minus 1,1 Persen Hingga 0,2 Persen

Menkeu : Pertumbuhan Ekonomi 2020, Antara Minus 1,1 Persen Hingga 0,2 Persen

Marketnews.id Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dan keempat tahun ini diprediksi Pemerintah masih mengalami kontraksi, mengingat bulan Juni hingga Agustus sudah mulai ada pemulihan aktifitas perekonomian tapi masih sangat rapuh. Dengan kondisi di atas Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak di angka minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun ini mengalami kontraksi dan kuartal IV berada sedikit di bawah zona netral. Adapun untuk keseluruhan tahun 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi antara minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.


“Prediksi kita menunjukkan di kuartal III kita mungkin masih mengalami negatif growth dan bahkan mungkin kuartal IV juga masih dalam zona sedikit di bawah netral,” kata Sri Mulyani dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (2/9).


Sri Mulyani menjelaskan kuartal III berpotensi mengalami kontraksi karena pemulihan aktivitas perekonomian yang mulai terjadi masih sangat rapuh.
Ia menyebutkan mobilitas aktivitas masyarakat sempat mengalami peningkatan mulai Mei hingga Juni dengan harapan konsumsi mulai pulih secara bertahap.


“Indikator konsumsi kita setelah tertekan berat, Mei dan Juni menunjukkan pembalikan,” ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, ia menuturkan indeks ekspektasi dari Juni ke Juli mengalami flat sehingga momentum mulai terjadinya pemulihan harus benar-benar dijaga.


“Memang ada pembalikan yang cukup meyakinkan dari Mei tapi momentum tersebut tidak harus taken for granted,” kata Sri Mulyani.


Sementara itu Sri Mulyani menyatakan pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi untuk 2020 adalah antara minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.


Ia menjelaskan asumsi perekonomian mampu tumbuh 0,2 persen didasarkan pada kuartal III dan IV dapat mengalami pemulihan sehingga menjadi kompensasi atas kontraksi yang terjadi pada kuartal II.


“Kalau 0,2 persen mengasumsikan bahwa di kuartal III dan IV recovery bisa terjadi lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam pada kuartal II,” kata Sri Mulyani.

Check Also

PT PGN Dan PT Inti Alasindo Energi Koordinasi Tindaklanjuti Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

MarketNews.id PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN ) terus mengupayakan untuk menjaga keberlangsungan layanan bisnis …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *