Marketnews.id Selama semester pertama tahun ini, PT Bank Tabungan Negara Tbk, hanya mampu meraih pertumbuhan kredit sekitar 2,29 persen. Rendah nya pertumbuhan kredit ini diantaranya disebabkan anjloknya permintaan kredit dibulan April dan Mei akibat pendemi Covid-19.
Hingga akhir tahun, manajemen Optimistik pertumbuhan kredit akan mencapai lima hingga enam persen. Realistiskah, mengingat bank ini juga mendapat penempatan dana pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini di level 5-6 persen, jauh dari target awal tahun sebelum adanya covid-19 yang diproyeksi tumbuh dua digit.
Direktur Finance, Planning, and Treasury BBTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan target penyaluran kredit ini disandarkan pada penyaluran pembiayaan bagi KPR Bersubsidi.
Menurutnya, perseroan mendapat alokasi untuk penyaluran KPR subsidi untuk sebanyak 146 ribu unit. Hingga Maret 2020 kemarin kuota tersebut telah diserap dengan baik oleh pasar sehingga kemudian pada bulan Mei 2020 BBTN mendapat tambahan kuota.
“Karena pandemi sempat terjadi penurunan tajam (kredit) pada April-Mei sehingga sampai akhir Juni hanya tumbuh 2,99 persen, tapi kami yakin di akhir tahun bisa ke level 5-6 persen yoy,” ujar Nixon dalam public expose secara virtual, Selasa (25/8).
Ditegaskannya, bahwa pendorong utama pertumbuhan kredit adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di mana BBTN menjadi bank penyalur utama. Selain itu juga program KPR dengan subsidi selisih bunga (SSB) juga menjadi salah satu faktor mesin pertumbuhan kredit perseroan.
“Di bulan Juli 2020 kita ekspansi kembali meskipun masih di bawah normal kurang lebih pembiayaan bisa mencapai Rp3,4 triliun. Mudah-mudahan bisa mencapai Rp4,1 triliun per bulan, kami yakin September hingga akhir tahun akan lebih kencang lagi (penyaluran kredit),” tutur Nixon.
Berdasarkan catatan kinerja perseroan sepanjang semester I 2020, di segmen KPR subsidi mencatatkan kenaikan sekitar 5,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). KPR Subsidi bank BTN tercatat naik dari sekitar Rp107,34 triliun dari Juni 2019 menjadi sekitar Rp113,61 trilun di bulan yang sama tahun ini.
Lalu, lini kredit korporasi pun naik 13,47 persen yoy menjadi sekitar Rp6,3 triliun di akhir bulan keenam tahun ini. Pembiayaan yang disalurkan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN juga menunjukkan peningkatan sebesar 3,07 persen yoy menjadi sekitar Rp23,88 triliun di Juni 2020.
Selain membidik pertumbuhan kredit, BBTN juga membidik laba bersih pada kisaran Rp1,1 triliun-Rp1,2 triliun hingga akhir 2020. Hingga Juni 2020, laba bersih perseroan masih on-track di level Rp768 miliar.
“Kami optimistis dapat mencapai target laba bersih pada akhir 2020 didukung strategi, peningkatan permintaan kredit, dan likuiditas pasar yang membaik,” ujarnya.
Sementara untuk target peningkatan aset, pihaknya membidik total aset akan tumbuh di level 4-5 persen hingga akhir tahun nanti. Sementara untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) akan tumbuh pada kisaran 8-9 persen.
“Tentunya kami tetap fokus perbaikan kualitas aset dan peningkatan dana murah untuk dapat menekan cost of fund,” kata Nixon.