Home / Korporasi / BUMN / PT Vale Indonesia Tbk Naikan Target Produksi Nikel Menjadi 73,7 Ton

Nico Kanter Presiden Direktur PT Vale Indonesia. Foto: Eldo C Rafael

PT Vale Indonesia Tbk Naikan Target Produksi Nikel Menjadi 73,7 Ton

Marketnews.id Berbeda dengan emiten lain yang merevisi kinerja usaha lantaran pendemi Covid-19, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) justru meningkatkan target produksinya dari 71 ribu ton menjadi 73,7 ton atau meningkat empat persen.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO), memutuskan untuk merevisi target produksi nikel dalam matte untuk sepanjang tahun ini dari 71 ribu ton menjadi 73,7 ton dari atau lebih tinggi 4 persen dibandingkan dengan hasil produksi di 2019.


Kenaikan target produksi tersebut disampaikan CEO dan Presiden Direktur INCO, Nico Kanter saat pelaksanaan Public Expose Live 2020 di Jakarta, Rabu (26/8). “Kenaikan ini disebabkan oleh penundaan rebuild Tanur Listrik 4 yang semula dijadwalkan pada Triwulan IV-2020 menjadi Triwulan II-2021,” katanya.


Dia menyebutkan, pada Kuartal II-2020, INCO mencatatkan produksi sebanyak 18,7 ribu ton nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte sebanyak 19,89 ribu ton yang setara dengan penjualan sebesar USD185,7 juta. Produksi dan pengiriman tersebut masing-masing sebesar 6 persen dan 19 persen lebih tinggi dibanding volume produksi dan pengiriman yang direalisasikan pada Kuartal I-2020.


Sementara itu, lanjut Nico, produksi dan pengiriman pada Semester I-2020 masing-masing sebesar 18 persen dan 19 persen lebih tinggi dibanding produksi dan pengiriman pada Semester I-2019.

Meski harga rata-rata realisasi nikel pada Kuartal II-2020 lebih rendah 11 persen dibanding Kuartal I-2020, namun pengiriman volume nikel matte yang lebih tinggi pada kuartal kedua menunjukkan kenaikan penjualan 6 persen dari kuartal pertama.


“Dengan pencapaian ini, kami yakin dapat mempertahankan tingkat produksi pada 2020. Kami menghargai kerja keras seluruh karyawan PT Vale untuk mencapai hasil yang baik pada triwulan ini, meskipun harus fokus mengantisipasi kemungkinan dampak Covid-19 pada operasi kami,” papar Nico.


Lebih lanjut Nico mengungkapkan, bila dibandingkan dengan Kuartal I-2020, konsumsi HSFO dan diesel per metrik ton nikel dalam matte mengalami penurunan masing-masing sebesar 5 persen dan 9 persen, sedangkan konsumsi batubara pada Kuartal II-2020 mengalami kenaikan 18 persen.


“Kenaikan konsumsi batubara tersebut sejalan dengan produksi nikel dalam matte yang lebih tinggi pada Kuartal II-2020 dan tingkat konversi batubara yang lebih baik. Harga HSFO dan diesel turun signifikan, masing-masing sebesar 22 persen dan 29 persen, sedangkan harga batubara turun 3 persen,” katanya.


Pada kesempatan yang sama, Direktur INCO, Bernadus Irmanto mengungkapkan, pada tahun ini perseroan mengalokasi dana belanja modal sekitar USD110 juta-USD120 juta. “Sampai akhir Semester I-2020, kami sudah mengeluarkan USD44 juta dana belanja modal, yang sebagian besar untuk peremajaan alat-alat di pertambangan,” ucap Irmanto.

Check Also

Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

MarketNews.id- Akuntan Publik penelaah laporan keuangan semester I 2024 Sepatu Bata (BATA) mengungkapkan, keraguan kelangsungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *