Marketnews.id Pendemi Covid-19 memang membuat jasa penerbangan terpapar sangat parah. Maskapai penerbangan kehilangan hampir 90 persen penumpang nya akibat PSBB dan ketatnya protokol kesehatan saat akan masuk pesawat. Untuk mensiasati anjloknya jumlah penumpang, manajemen mengalihkan sementara konsentrasi ke pelayanan kargo yang justru meningkat di saat pendemi ini.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, menyatakan akan mulai fokus pada bisnis kargo atau logistik yang akan dikelola oleh anak usahanya PT Aerojasa Cargo. Pasalnya, di saat pandemi covid-19 layanan angkutan kargo yang dilakukan emiten berkode GIAA ini justru lebih baik dibandingkan dengan layanan penumpang.
Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra, menyatakan saat ini bisnis kargo menjadi backup yang cukup menjanjikan dibanding layanan penumpang yang anjlok dratis sejak adanya pandemi. Walaupun tidak bisa menutup semua pendapatan yang hilang dari layanan penumpang, namun bisnis kurir Garuda menjadi penyelamat bisnis, tambahnya.
“Bukan perubahan bisnis tapi refocus ke kargo, selama ini kan kita ahli urusan penumpang dimana sekitar 90 – 95 persen SDM kita urus penumpang, hanya sekitar 5 – 10 persen yang urus kargo padahal di dalam pesawat itu ada dua sisi, bagian atas penumpang dan bagian bawah kargo,” ujar Irfan dalam diskusi virtual terkait industri penerbangan yang diadakan oleh Rakyat Merdeka Grup, Jumat (24/7).
Dijelaskan Irfan, pandemi covid-19 menggeser kebiasaan masyarakat yang sebelumnya sangat tinggi mobilitas orang, saat ini justru bergeser menjadi barang. Hal itu karena adanya kebijakan pemerintah terkait dengan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) dan juga work from home (WFH) serta kebijakan rapid test sehingga membuat masyarakat enggan melakukan perjalanan dengan pesawat.
“Kita hari ini sediakan 10 penerbangan setiap hari yang isinya hanya kargo, itu kabar gembiranya yang belum pernah terjadi sebelumnya,” sambungnya.
Melihat potensi bisnis kargo yang semakin menjanjikan, Irfan menyatakan bahwa perseroan telah merencanakan mendatangkan dua pesawat khusus angkutan barang (freighter). Rencana perseroan ini sebenarnya sudah diagendakan dalam RKAP di awal tahun, namun akibat pandemi covid-19 rencana tersebut ditunda.
“Harusnya tahun ini kita akan terima dua frighter yaitu pesawat kargo tapi karena kondisi keuangan dan pandemi sementara kita tunda. Ketika ada kebutuhan kargo dari satu destinasi ke destinasi lain kita akan dahulukan,” ulasnya.
Untuk memfasilitasi dan mengoptimalkan jasa kargo, GIAA melalui anak usahanya tersebut telah meluncurkan layanan KirimAja. Dengan layanan ini masyarakat pengguna jasa akan mendapatkan beberapa benefit seperti barang yang dikirim aman hingga ke tangan penerima.
Selain itu jika pengiriman kargo langsung ke channel Garuda grup, maka masyarakat akan mendapatkan diskon atau menghemat biaya pengiriman hingga 50 persen.
“KirimAja bisa hemat 50 persen dengan catatan asal langsung di kirim ke Garuda bukan lewat kurir yang ada di pinggir jalan sebab sebagian besar dari biaya pengiriman itu lebih banyak untuk kurir dan biaya investasi dari partner kita itu. Kita coba distrub bisnis kurir, memang dianggap menganggu tapi kan bisnis itu challenging,” pungkasnya.