Marketnews.id Sepanjang kuartal pertama 2020, hanya beberapa bidang usaha saja yang masih mampu meraih laba. Diantaranya, usaha makanan dan minuman dan kesehatan. PT Siloam International Hospitals salah satu emiten yang mampu meraih laba bersih pada kuartal pertama tahun ini.
Emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), mencatatkan kinerja yang positif sepanjang kuartal I 2020.
Emiten dengan kode SILO itu mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 9,94% year on year (YoY) menjadi Rp 1,88 triliun dari sebelumnya Rp 1,71 triliun.
Adapun pendapatan sepanjang kuartal I 2020 ini masih ditopang oleh segmen rawat inap hingga 57,45% atau setara Rp 1,08 triliun.
Pendapatan segmen ini naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 1 triliun.
Sementara itu, segmen rawat jalan berkontribusi hingga Rp 795,64 miliar atau 42,32% dari total pendapatan. Pendapatan dari segmen rawan jalan juga meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 706,26 miliar.
Adapun kenaikan pendapatan ini menjadi salah satu penopang laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang meningkat drastis menjadi Rp 16,2 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumya, laba tersebut hanya tercatat Rp 3,33 miliar.
Selain dipicu oleh pendapatannya, pertumbuhan yang signifikan ini juga ditopang oleh beban lain-lain yang menurun.
Menilik laporan keuangannya, beban tersebut mampu ditekan menjadi Rp 20,47 miliar dari sebelumnya Rp 38,5 miliar. Di sisi lain, penghasilan bunga tercatat meningkat menjadi Rp 1,32 miliar dari sebelumnya Rp 1 miliar.
Di kuartal I 2020, SILO mengantongi total aset mencapai Rp 8,92 triliun, naik 15,24% dari akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 7,74 triliun.
Untuk liabilitasnya, SILO mencatatkan kenaikan hingga 68,57% (QoQ) menjadi Rp 2,95 triliun. Di sisi lain, ekuitas SILO terlihat menurun tipis menjadi Rp 5,97 triliun dari sebelumnya Rp 5,99 triliun.
Dalam keterbukaan informasi, Senin (15/6), dijelaskan peningkatan liabilitas hingga dua digit itu terkait penerapan PSAK 73 di tahun berjalan.
Grup sebagai pihak penyewa mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa terkait dengan sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi berdasarkan PSAK 30. Akibatnya, SILO mengalami peningkatan liabilitas sewa sebesar Rp 1,3 miliar.
” Peningkatan itu diiringi dengan penurunan utang bank jangka pendek dan liabilitas anjak piutang yang masing-masing Rp 63,2 miliar dan Rp 20,7 miliar karena adanya pembayaran di tahun berjalan,” jelas Direktur SILO Phua Meng Kuan dan Anang Prayudi dalam keterbukaan informasi itu.