Marketnews.id Kinerja penyelenggara perdagangan saham (SRO) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun lalu mencatat prestasi moncer. Perseron berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 445 miliar atau meningkat 67,4 persen dari tahun 2018. Total aset mencapai Rp7,2 triliun atau meningkat 5,8 persen dan total liabilitas menurun 5,8 persen. Akan digunakan untuk apakah laba yang diperoleh oleh BEI.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang 2019 rata-rata frekuensi harian di Bursa mencapai 469 ribu transaksi, merupakan frekuensi tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers virtual usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI Tahun 2020, di Jakarta, Selasa (30/6). “Salah satu dari tiga agenda RUPS hari ini adalah Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2019,” katanya.
Dia menyebutkan, untuk kawasan ASEAN, rata-rata frekuensi tertinggi ada di bursa saham Thailand yang mencapai 308 ribu transaksi per hari. “Dari segi Perusahaan Tercatat, pada 2019, BEI memfasilitasi 76 pencatatan efek baru yang terdiri dari 55 Perusahaan Tercatat atau merupakan angka tertinggi di ASEAN,” ujarnya.
Selanjutnya, pencatatan 14 Exchange Traded Fund (ETF), dua Efek Beragun Aset (EBA), dua perusahaan penerbit obligasi baru, dua Dana Investasi Real Estat ( DIRE ) dan ada satu Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).
Sementara itu, hingga akhir 2019, jumlah investor di pasar modal mencapai 2,48 juta atau bertumbuh 53 persen (year-on-year). Adapun jumlah investor saham sebanyak 1,1 juta investor atau bertumbuh 30 persen (y-o-y). “Sampai akhir Mei 2020, jumlah investor pasar modal mencapai 2,81 juta, dengan investor saham sebanyak 1,19 juta investor,” kata Inarno.
Pada 2019, BEI membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,56 triliun atau meningkat 12,4 persen (y-o-y). Secara keseluruhan, total pendapatan perseroan sebesar Rp1,91 triliun atau bertumbuh 16,2 persen (y-o-y).
Sementara itu, pada tahun lalu BEI mencatatkan jumlah beban senilai Rp1,33 triliun atau meningkat 5,3 persen (y-o-y). Namun, BEI tetap mampu mencatatkan laba bersih untuk Tahun Buku 2019 sebesar Rp445 miliar atau bertumbuh 67,4 persen (y-o-y).
Berdasarkan Laporan Keuangan BEI yang berkhir 31 Desember 2019, total aset perseroan mencapai Rp7,2 triliun atau meningkat 5,8 persen (y-o-y). Sedangkan total liabilitas per 31 Desember 2019 tercatat Rp2,75 triliun atau menurun 5,8 persen (y-o-y) dengan komponen utama penurunan dari liabilitas penyelesaian transaksi Bursa.
Sementara itu dalam RUPST BEI hari ini, pemegang saham menyetujui pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Masa Bakti 2020-2023. Susunan Dewan Komisaris BEI saat ini adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama: John A Prasetio
Komisaris: Mohammad Noor Rachman Soejoeti
Komisaris: Heru Handayanto
Komisaris: Karman Pamurahardjo
Komisaris: Pandu Patria Sjahrir.