Marketnews.id Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah melalui otoritas yang ada untuk meredam gejolak ekonomi akibat virus Corona.
Stimulus gelombang kedua yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka menangkal dampak ekonomi dari virus Corona atau Covid-19 menimbulkan sentimen positif di pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya positif meningkat 0,24 persen menjadi 4.908 setelah sebelumnya di sesi pertama perdagangan terkoreksi 5 persen yang menyebabkan otoritas Bursa Efek Indonesia ( BEI ) menghentikan perdagangan saham sementara.
Dimasa jeda pengentian inilah BEI mengeluarkan himbauan agar investor tidak panik. Dan berharap agar investor rasional menyikapi derasnya minat jual hampir pada seluruh saham. Bahkan Direktur Utama BEI menyampaikan dana pensiun dan perusahaan investasi lokal siap masuk bursa.
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, BI dan, OJK mendapatkan respon positif pelaku pasar saham.(13/3/2020).
Respon positif ini juga nampak dari sisi nilai tukar dimana rupiah sempat melemah mendekati level Rp15.000 per dolar AS menjadi tinggal Rp14.778 per dolar AS, melemah 1,76%.
Namun, perbaikan IHSG kali ini tidak murni disebabkan oleh sentimen positif karena stimulus. “Adanya buyback juga turut mendorong pembelian oleh investor lainnya. Liat saja komitmen dari beberapa BUMN seperti Bank BRI yang sudah menyiapkan dana hingga Rp 3 triliun untuk membeli kembali sahamnya di pasar. Begitu juga dengan emiten PT PP yang menyiapkan dana hingga Rp 250 miliar buat ambil kembali saham yang sudah beredar di pasar.
Selain itu, ada faktor teknikal yang juga turut membantu membaiknya IHSG Jumat lalu. Harga dari beberapa saham yang tergolong blue chips saat ini terlihat sangat murah dan mendorong investor untuk membeli saham tersebut.
Seperti diketahui, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berencana melakukan pembelian kembali ( buyback ) saham sebanyak-banyaknya Rp 3 triliun. Adapun, buyback saham akan dilakukan secara bertahap mulai 13 Maret 2020 hingga 12 Juni 2020.
Menurut Corporate Secretary BBRI, Amam Sukriyanto, Sesuai dengan ketentuan, jumlah saham yang akan dibeli BBRI kembali tidak akan lebih 20% dari jumlah modal disetor, dengan paling sedikit saham yang beredar 7,5% dari modal disetor. Ia menambahkan, transaksi pembelian kembali saham BRI akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan BBRI, serta ketentuan yang berlaku.
Sama seperti BUMN lainnya, PT PP Tbk (PTPP) juga berencana melakukan pembelian kembali (buyback) bsahamnya di pasar modal. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga saham perusahaan di pasar modal.
Melansir pernyataan resmi perusahaan, Jumat (13/3/2020), perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp 250 miliar untuk melakukan buyback sahamnya. Pembelian kembali saham PTPP akan dilakukan dalam periode selama 3 bulan, yakni dari 13 Maret 2020 hingga 12 Juni 2020.
Perusahaan berharap dengan melakukan buyback maka harga saham PTPP akan stabil dan mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi di saham PTPP.
Kemarin saham PTPP ditutup turun 0,64% ke posisi Rp 780 per lembar. Perusahaan menilai harga saham PTPP saat ini berada di bawah nilai yang wajar (under value) dari sisi fundamental perusahaan.
Pada awal tahun, saham PTPP berada di level Rp 1.585. Sementara harga saham tertinggi sepanjang 2020 berada di level Rp 1.750.
Seperti diketahui, Pemerintah telah menggelontorkan stimulus fiskal mencapai Rp22,9 triliun yang bersumber dari relaksasi empat jenis pajak yakni PPh 21, PPh 22 Impor, PPh Badan, dan restitusi PPN.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan paket stimulus ekonomi jilid kedua diharapkan bisa mendorong sektor riil di tengah tekanan perekonomian akibat virus corona.
Dia menyampaikan pemerintah telah mendengar masukan dari pemangku kepentingan, termasuk pengusaha dan CEO perbankan dalam mengodok stimulus jilid kedua ini. Menurutnya, stimulus kali ini akan membantu perusahaan-perusaahaan berskala menengah. Sementara itu, paket stimulus sebelumnya lebih ditujukan untukperusahaan-perusaahaan berskala mikro dan kecil.