Home / Korporasi / BUMN / BUMN Farmasi Bersinergi Bangun Industri Farmasi Terpadu

BUMN Farmasi Bersinergi Bangun Industri Farmasi Terpadu

Marketnews.id Industri farmasi milik Pemerintah selama ini memang dianggap jalan di tempat. Padahal dua dari tiga perusahaan BUMN farmasi ini sudah menjadi perusahaan publik dan sudah menikmati dana murah dari pasar modal untuk mengembangkan usahanya masing masing. Tapi fakta, kedua BUMN emiten ini belum mampu menunjukan kinerja optimal nya kepada publik.

PT Bio Farma (Persero) sebagai induk atau holding dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF). dan PT Indofarma Tbk (INAF), menargetkan pendapatan senilai Rp16,8 triliun pada 2020.
Holding juga menganggarkan belanja modal hampir Rp3 triliun pada tahun ini. Adapun, total aset yang kini dimiliki oleh ketiga perusahaan tersebut berkisar Rp30,6 triliun.


Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan perincian penggunaan belanja modal sebesar Rp3 triliun. Sejumlah Rp500 miliar ada di Bio Farma untuk peningkatan kapasitas produksi, dan Kimia Farma sekitar Rp2 triliun untuk pembangunan pabrik bahan baku di Banjaran, Pulo Gadung.
“Dan sisanya buat Indofarma untuk peralatan medis dan herbal,” ujarnya di Jakarta, Rabu (5/2/2020).


Honesti menyebut, ke depannya tidak tertutup kemungkinan akan dilakukan aksi korporasi seperti right issue mengingat akuisisi Phapros oleh Kimia Farma banyak meninggalkan utang dan fasilitas refinancing karena penurunan suku bunga.


“Nanti kita lihat mana yang paling cepat dan paling efektif. Kalau  rights issue  nanti kita lihat kondisi market lah,” sambungnya
Namun, karena kondisi market yang saat ini tidak kondusif, Honesti menilai menerbitkan  rights issue  bukan keputusan yang bijak. Perseroan pun mengkaji prospek pendanaan dari investor langsung.


“Kita akan lihat mekanisme pendanaannya seperti apa yang akan kita lakukan, apakah kondisi makronya juga kondusif sehingga kita bisa teruskan rencana untuk  rights issue.  Tapi kalau nggak, anak perusahaannya kita lagi (cari pendanaan) dari  direct invest  saja,” pungkasnya.
Secara keseluruhan, holding BUMN yang diawaki oleh PT Bio Farma (Persero) menargetkan total pendapatan sebesar Rp16,8 triliun pada tahun 2020.


Sinergi antara tiga perusahaan ini, lanjut Honesty, akan menjadi kekuatan besar bagi industri farmasi Indonesia untuk mencapai kemandirian industri farmasi nasional. Selain itu, untuk meningkatkan ketersediaan produk. Harapannya, pangsa pasar holding BUMN Farmasi di dalam negeri dapat mencapai 10%. “Dari 200 pemain dalam industri farmasi dalam negeri, tidak ada yang lebih dari 10% pangsa pasarnya. Kami optimistis menembus kisaran 7,5%-10% pada 2020,” tutur dia.


Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menyatakan, tahun ini, perseroan akan membangun kawasan industri yang hanya membangun pabrik khusus untuk produksi alat-alat kesehatan. “Luasnya empat sampai lima hektare untuk kawasan industri alat kesehatan saja. Di sana, sudah ada produksi farmasi, tapi yang baru terpakai 30%. Sisanya 70% akan dipakai untuk industrial estate alat kesehatan. Lokasinya di Cibitung,” kata dia.


Arief menambahkan, nantinya akan ada empat kategori produk yang dihasilkan yaitu produk electromedical, hospital furniture, kemudian diagnosis, serta bahan medis habis pakai. Perseroan tengah mengembangkan sistem untuk mesin X-Ray yang hasilnya bisa dikirimkan secara  real time , sehingga dapat melakukan diagnosa jarak jauh.



Indofarma juga akan lebih fokus menggarap segmen bisnis natural herbal untuk meningkatkan kinerjanya. Perseroan akan meningkatkan utilisasi pabriknya ke tahap maksimal. “Utilisasi pabrik produksi herbal baru 30%, belum digarap serius, target tahun ini harus 100%. Padahal, pabriknya sudah ada, tapi memang nanti ada perlengkapan tambahan yang harus didatangkan,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengungkapkan, pihaknya berencana melakukan joint operation dengan mitra bisnis untuk memproduksi bahan baku obat. Hal itu untuk menekan harga bahan baku impor. Sebelumnya, pengembangan produksi bahan baku kosmetik telah dirintis perseroan sejak 2018. Pada 2019, perseroan melakukan transfer teknologi dan optimalisasi proses produksi bahan baku kosmetik di pabrik Bahan Baku Obat (BBO) Cikarang.

Check Also

Bank Emas Indonesia Segera Diresmikan Oleh Presiden Prabowo Subianto

MarketNews.id- Presiden RI Prabowo Subianto akan meresmikan bank emas pada 26 Febuari 2025. Langkah ini …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *