Marketnews.id Teknologi telah merubah hampir seluruh kehidupan dunia modern. Termasuk semua bidang usaha kini berkompetisi dengan memanfaatkan teknologi sebagai ujung tombak usaha. Pun termasuk usaha perbankan. Seperti diketahui, bisnis perbankan adalah bisnis yang termasuk paling awal mananfaatkan teknologi.
Guna bank tetap eksis mempertahan bisnis nya, maka perlu menggandeng bank lain yang lebih kecil agar semua segmen nasabah dapat mereka layani.
PT Bank Central Asia Tbk. telah menyiapkan dana untuk mengerek anak usaha, PT Bank Royal Indonesia menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) II. Bank milik Grup Djarum ini akan menyuntik dana segar sedikitnya Rp700 miliar pada tahun depan.
Direktur Keuagan BCA Vera Eve Lim mengatakan, saat ini modal inti Bank Royal sekitar Rp300 miliar. “Untuk Bank Royal rencananya [penyertaan modal] tahun depan untuk bisa masuk BUKU II,” katanya, belum lama ini.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, BUKU II adalah bank dengan modal inti Rp1 triliun hingga Rp5 triliun. Bank Royal perlu mencapai status BUKU II untuk melanggengkan rencana BCA menjadikan entitas anak ini menjadi bank digital.
Seperti diketahui, BCA merampungkan akuisisi Bank Royal pada 31 Oktober 2019. BCA resmi memiliki 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham Bank Royal.
BCA dan anak usahanya, BCA Finance, membeli sebanyak 2.872.000 saham, mewakili seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor. Dengan demikian komposisi kepemilikan saham pada Bank Royal saat ini yakni BCA 2.871.999 saham dan BCA Finance 1 saham.
Nilai akuisisi saham tersebut sebesar Rp998,04 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi tidak tergolong transaksi material.
Dalam keterbukaan tersebut juga disebutkan bahwa tujuan transaksi adalah mendukung program arsitektur perbankan Indonesia dan mengembangkan bisnis perusahaan. Bank Royal akan menjadi entitas anak untuk memiliki layanan pada segmen tertentu.
Terkait hal tersebut Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja menjelaskan bahwa Bank Royal akan masuk ke ceruk pasar pembiayaan yang belum digarap optimal oleh bank besar. Dia memberikan contoh kredit kendaraan bermotor (KKB) untuk mobil bekas.
Saat ini BCA bisa mengakomodir sekitar 500 diler mobil bekas. Padahal berdasarkan perhitungannya saat ini ada sekitar 3.000 diler mobil bekas.
“Nah itu kalau dengan digital dan mungkin dengan jaminan yang ada segala macam bisa dikerjakan [Bank Royal], tapi ini kredit-kredit jangka pendek,” jelasnya.