MarketNews.id. Pekan terakhir Januari 2024, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjalan relatif stabil cenderung melemah di beberapa indikator utama Bursa. Tarik menarik senntimen positif dan negatif diperkirakan akan masih berlanjut di pekan pertama Pebruari mendatang dengan kecenderungan alami penguatan.
Berdasarkan data yang dirilis BEI, selama periode 22-26 Januari 2024, rata-rata nilai transaksi harian melonjak 6,84 persen menjadi Rp 11,4 triliun dibandingkan sepekan sebelumnya yang sebesar Rp 10,6 triliun.
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian terpangkas 8,73 persen menjadi 1.127.246 kali transaksi dari 1.235.025 kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian juga tergerus 14,75 persen menjadi 15,56 miliar saham dari 18,25 miliar saham.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) selama pekan ini melemah 1,25 persen ke level 7.137 dari penutupan pekan lalu di 7.227. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) juga terkikis 0,65 persen menjadi Rp 11.345 triliun dari Rp 11.420 triliun.
Dalam sepekan terakhir, terdapat pencatatan satu obligasi di BEI. Pada Senin 22 Januari 2024, obligasi berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia tahap I tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) resmi dicatatkan di bursa.
Nilai surat utang tersebut sebesar Rp 260 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bertindak sebagai Wali Amanat. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut adalah BBB+.
Dengan demikian, emisi obligasi dan sukuk yang tercatat pada 2024 sebanyak 8 emisi dari 7 emiten senilai Rp 6,35 triliun. Sedangkan total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 547 emisi dari 128 emiten dengan outstanding Rp 461,52 triliun dan USD32,36 juta.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai Rp 8.522,3 triliun dan USD502,1 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 3,25 triliun.
Pekan depan, beberapa emiten baru akan dicatatkan di BEI, masuknya emiten baru ini tentunya diharapkan akan berdampak positif Bursa termasuk investor ritel.