MarketNews.id Tidak semua emiten saat dicatatkan dan diperdagangkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) alami peningkatan harga saham.
PT Sumber Mineral Global Abadi (SMGA), saat diperdagangkan pertama kali harga sahamnya alami peningkatan hingga menyentuh titik Auto-Rejection Atas. Keberhasilan awal ini, menjawab kenapa permintaan akan saham SMGA saat penjatahan saham alami kelebihan permintaan hingga 23,5 kali.
Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) langsung melesat ke titik auto-rejection atas (ARA) di level 141 atau menguat 34,2 persen.
Saham SMGA yang memulai debutnya di perdagangan Selasa 30 Januari 2024, terpantau bergerak optimistis menuju harga tertinggi hari ini di posisi Rp141 per saham atau melonjak 34,2 persen dibandingkan dengan harga penawaran Rp105 per saham. SMGA menjadi perusahaan ke-9 yang sahamnya tercatat di BEI pada tahun ini.
Hingga pukul 9.20 WIB, nilai transaksi SMGA sudah mencapai Rp13,25 miliar, volume transaksi sebanyak 94,31 juta saham dan frekuensi transaksi sebanyak 5.763 kali. Dengan posisi saham yang berada di level 141, maka saat ini nilai kapitalisasi pasar dari anak perusahaan PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) ini mencapai Rp1,23 triliun.
Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), SMGA melepas saham ke publik sebanyak 1,75 miliar lembar bernilai nominal Rp20 per saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Dengan harga penawaran Rp105 per saham, maka melalui aksi korporasi ini perseroan bisa meraup dana publik sebesar Rp183,75 miliar.
Manajemen SMGA menunjuk PT Victoria Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi Efek dalam pelaksanaan IPO perseroan. Menurut Direktur Victoria Sekuritas, RA Wisnu Widodo, selama masa penawaran umum, saham SMGA mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 23,52 kali dari total saham IPO atau mencapai 156,77 kali dari porsi pooling.
Rencananya, seluruh dana IPO SMGA —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— akan digunakan untuk modal kerja berupa pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari supplier.
SMGA merupakan anak usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER). Pemegang saham SMGA sebelum IPO terdiri dari SGER 90% dan Vivi Ramalyati Hutama sebanyak 10%. Pihak yang bertindak sebagai pengendali sekaligus pemegang saham pengendali terakhir (ultimate shareholder) dari SMGA adalah Welly Thomas. Ia juga merupakan direktur utama SGER.