MarketNews.id Setelah satu tahun IPO, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan masih tersisa dana hasil IPO sekitar Rp3, 12 triliun. Belum terealisasinya secara penuh dana hasil IPO, lantaran masalah teknis semata. Investasi yang dilakukan oleh GOTO, merupakan investasi jangka menengah dan panjang yang hasilnya belum dapat diraih dalam jangka pendek.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan penggunaan dana hasil Initial Public Offering (IPO). Hingga akhir Desember 2023, raksasa teknologi itu sudah menghabiskan Rp10,45 triliun dana IPO.
Seperti diketahui, GOTO meraup dana segar hasil IPO per 30 Maret 2022 sebesar Rp13,73 triliun. Dikurangi dengan biaya penawaran umum Rp153,44 miliar, maka hasil bersihnya Rp13,57 triliun.
Dana hasil bersih itulah yang digunakan perseroan untuk membiayai seluruh rencana yang sudah dijabarkan di prospektus IPO.
Direktur GOTO, Wei-Jye Jacky Lo merinci penggunaan dana hasil IPO per 31 Desember 2023. Untuk modal kerja perseroan dari rencana Rp4,07 triliun sudah terserap Rp3,67 triliun. Kemudian penyertaan modal ke PT Tokopedia dari rencana Rp4,07 triliun, sudah terealisasi seluruhnya.
Selanjutnya injeksi modal ke entitas PT Dompet Anak Bangsa realisasinya Rp2,15 triliun dari rencana sebesar Rp3,39 triliun.
Sementara untuk suntikan modal ke anak usaha perseroan, PT Multifinance Anak Bangsa (MAB) tercatat belum direalisasikan alias nol rupiah. Sedangkan di rencana penggunaan dana IPO disebutkan Rp67,72 miliar.
Selain itu, penyertaan ke Velox Digital Singapore Pte. Ltd dari rencana Rp678,72 miliar, realisasinya sebesar Rp274,87 miliar. Dan suntikan modal ke Go Viet Technoogy Trading Joint Stock dari rencana Rp678,72 miliar, sudah terealisasi Rp273,97 miliar.
“Sisa dana hasil penawaran umum adalah sebesar Rp3,12 triliun,” ucap Wei-Jye dalam Keterbukaan Informasi BEI, Sabtu 13 Januari 2024.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan GOTO, R A Koesoemohadiani menegaskan, perseroan telah merealisasikan penggunaan dana IPO sesuai dengan komitmen perseroan yang telah dijabarkan pada prospektus IPO.
“Sehingga dana IPO digunakan untuk perseroan dan entitas-entitas anak sesuai dengan alokasi distribusi yang telah dijabarkan di prospektus perseroan,” terangnya.
Koesoemohadiani juga melaporkan saldo kas dan setara kas yang dimiliki Grup GOTO pada 30 September 2023 yang dapat digunakan untuk kegiatan grup perseroan sebesar Rp24,6 triliun.
Sebagai perusahaan startup yang masih seumur jagung, dan masih ekstensifikasi usaha, wajar kalau perusahaan masih belum meraih laba.
Jadi, bila hingga akhir 2023 lalu GOTO masih menderita kerugian, merupakan suatu kewajaran. Tidak semakin bertambah kerugian yang diderita GOTO, sudah merupakan prestasi tersendiri.