MarketNews.id Menyusul beberapa perusahaan multinasional yang mulai masuk bisnis baterai kendaraan listrik di Indonesia, Ford Motor Company (FMC) produsen kendaraan asal Amerika ini bergabung dengan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Tahap Awal FMC lakukan setor modal Rp88, 7 miliar atau sebanyak 88.716 lembar saham dengan nominal Rp1 juta per saham.
Ford Motor Company, produsen mobil global, melakukan penyertaan modal di PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI), perusahaan patungan (joint venture/JV) PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Ford Motor menyetor modal Rp 88,7 miliar di Kolaka Nickel, dengan cara mengambil 88.716 saham baru pada perusahaan nikel yang akan membantu pembuatan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tersebut.
“Dengan demikian, struktur permodalan dan kepemilikan saham Kolaka Nickel Indonesia (KNI) berubah,” jelas Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia (INCO), Filia Alanda dalam keterangan tertulis, yang dikutip pada Selasa 26 Desember 2023.
Menurut dia, modal ditempatkan dan disetor pada Kolaka Nickel mencapai Rp 1,04 triliun, yang terbagi atas 1.043.716 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1 juta per saham. Modal dasar Kolaka Nickel sebesar Rp 3,82 triliun, yang terbagi atas 3.820.000 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
Adapun kepemilikan saham Kolaka Nickel terdiri atas Huaqi (Singapore) Pte Ltd sebanyak 764.000 saham senilai Rp 764 miliar (73,2 persen), Vale Indonesia (INCO) sebanyak 191.000 saham senilai Rp 191 miliar (18,3 persen), dan Ford Motor Company sebanyak 88.716 saham senilai Rp 88,7 miliar (8,5 persen).
“Transaksi ini bukan merupakan transaksi material bagi perseroan dan bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan,” sebut Filia.
sebelum mengumumkan kesepakatan dengan Ford Motor. Tiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa.
Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang dipasok INCO dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP). Ini merupakan produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai EV dengan katoda kaya nikel.
Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Proyek ini dapat menghasilkan 120 kiloton MHP per tahun.
Persiapan lokasi awal proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dengan operasi komersial ditargetkan mulai 2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.
Ini merupakan kelanjutan dari groundbreaking Blok Pomalaa INCO. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp 67,5 triliun dan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.