MarketNews.id Bandara Udara Dhoho Di Kediri Jawa Timur, jadi bandara pertama yang sepenuhnya di bangun oleh pihak swasta. Bandara ini akan jadi model buat swasta lain yang berminat membangun bandara dengan bermitra dengan Pemerintah.
PT Surya Dhoho Investama (SDI), anak usaha dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM) lima tahun lalu telah memenangkan tender pembangunan bandar udara Kediri. Rencana awal SDI menyiapkan dana untuk pembangunan bandara sebesar Rp 10 triliun termasuk untuk pembebasan tanah. Belakangan, jelang penyelesaian dana yang dibutuhkan meningkat jadi Rp13 triliun.
Direktur PT Surya Dhoho Investama ( SDHI ) Maksin Arisandi, mengungkap jumlah investasi tersebut bakal menyasar target tiga tahap angkutan mencapai 10 juta penumpang per tahun.
“Jadi kita ada tahapan. Nanti tahap pertama itu estimasi 1,5 juta penumpang, tahap kedua estimasi 4,5 juta penumpang, dan terakhir 10 juta penumpang per tahunnya,” kata Maksin, saat menerima kunjungan Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi, Jumat 8 Desember 2023.
Ia menegaskan, telah menyediakan budget investasi sebanyak Rp 13 triliun. “Jadi budget yang sudah kita siapkan sampai di angka Rp 13 triliun,” tegasnya.
Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi, mengapresiasi keterlibatan pihak swasta seperti PT SDHI untuk melakukan pembangunan transportasi Bandara berkelas internasional tersebut.
Menurut dia, Bandara Dhoho Kediri ini menjadi bentuk proyek sukses dari sistem kerja sama pemerintah dengan badan usaha ( KPBU ) pertama di Indonesia. “Ini adalah satu contoh bahwa Indonesia memiliki perusahaan swasta yang memiliki komitmen untuk membangun produktifitas Indonesia dan internasional,” ungkap Budi.
Ia berharap, banyak perusahaan swasta yang mencontoh dari proyek KPBU Bandara Dhoho Kediri ini.”Ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan swasta-swasta yang lain untuk berinvestasi di bandara,” jelasnya.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi ke induk PT SDHI yakni GGRM, yang bersedia bersama pemerintah melakukan KPBU Bandara Dhoho Kediri.
Selanjutnya, Bandara tersebut akan dikelola oleh PT Angkasa Pura (AP) I sebagai BUMN yang bertanggung jawab dan mengelola bandara di Indonesia.
“Ini adalah suatu hal yang sangat penting. Diketahui Jawa Timur adalah sebuah provinsi yang mempunyai jumlah penduduk terbesar kedua secara nasional. Sehingga memang dibutuhkan keberadaan Bandara yang ada di wilayah selatan JawaTimur,” pungkasnya.
Melihat tahapan operasional bandara baru ini, capaian yang akan diraih cukup realistis. Dimana bandara ini dibutuhkan buat masyarakat luas termasuk bisnis yang juga jadi sasaran utama penggunaan bandara baru ini.
Selain itu, potensi lainnya adalah untuk menampung jumlah jemaah umrah yang terus meningkat belakangan ini, jadi potensi pendapatan buat perusahaan.