MarketNews.id Bisnis jalan tol adalah bisnis yang sangat likuid. Setiap harinya dana segar masuk buat pengelola jalan tol. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), sebagai perusahaan jalan tol swasta pertama, saat ini memiliki enam konsesi jalan tol yang tersebar di kota besar memperlihatkan kinerja yang terus meningkat.
Perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1995 ini, diproyeksikan akan meraih laba bersih tertinggi sebesar Rp1, 17 triliun dengan pendapatan sebesar Rp3, 58 triliun di akhir 2023 ini.
Menurut Direktur CMNP, Hasyim, pendapatan perseroan pada Kuartal IV-2023 akan mengalami lonjakan, karena ruas Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sudah mulai beroperasi, seiring dengan tren peningkatan trafik pada perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Kami menargetkan pendapatan dari Cisumdawu sebesar Rp258 miliar pada tahun ini atau 10 persen dari total pendapatan. Pada 2024, bisa mencapai Rp446 miliar atau 15 persen dari total pendapatan,” kata Hasyim saat pelaksanaan Public Expose, Kamis 30 Nopember 2023.
Dia merincikan, perolehan pendapatan CMNP pada tahun ini ditopang oleh lima ruas tol. Volume lalu lintas JIUT bisa mencapai 544.867 kendaraan, Waru-Juanda sebanyak 60.640, Soreang-Pasir Koja sebanyak 41.626, Tol Desari 83.737 dan Tol Cisumdawu 21.438 kendaraan.
Bahkan, lanjut Hasyim, perolehan pendapatan CMNP pada Tahun Buku 2024 bisa mencapai Rp3,94 triliun, dengan jumlah laba bersih diproyeksikan sebesar Rp825 miliar. “Laba di 2024 akan menurun (dibanding proyeksi 2023), karena beban bunga pinjaman pembiayaan Cisumdawu,” ucapnya.
Untuk tahun depan, ungkap Hasyim, CMNP menyiapkan belanja modal (capex) mencapai Rp5 triliun, yang sebagian besar akan digunakan untuk merampungkan pembangunan Harbour Road II Elevated. “Tahun depan diharapkan progres Harbour Road II Elevated mencapai 42,62 persen dan bisa dioperasikan pada 2025,” ujar Hasyim.
Menurut dia, sumber pendanaan capex akan berasal dari pelaksanaan waran dan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) alias rights issue yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).