MarketNews.id Buat perusahaan tambang, kemampuan produksi bahan tambang jadi salah satu tolok ukur utama untuk menilai kinerja usaha perusahaan. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, mampu menaikan volume produksi nikel dari 43,907 ton pada September 2023, menjadi 51.644 ton pada September 2023.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil memproduksi nikel dalam matte sebesar 51.644 metrik ton dalam sembilan bulan tahun 2023, atau tumbuh 17,6 persen dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat 43,907 ton.
Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy menerangkan, peningkatan produksi ini merupakan hasil strategi pemeliharaan yang telah diterapkan sebelumnya.
“Kegiatan pemeliharaan skala besar yang direncanakan berhasil diselesaikan pada semester pertama tahun 2023. Dikombinasikan dengan keandalan aset Perusahaan yang baik, hal ini berkontribusi pada peningkatan produksi sebesar 6 persen pada kuartal III 2023 dibandingkan dengan kuartal II 2023,” papar dia dalam keterangan resmi, Selasa18 Oktober 2023.
Menurutnya, dengan hasil itu perseroan tetap optimis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun 2023, yaitu sekitar 70 ribu ton.”
“Hasil positif pertumbuhan produksi ini berkaitan dengan strategi pemeliharaan operasional yang telah diterapkan sebelumnya,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan pemeliharaan skala besar berhasil diselesaikan INCO pada semester I/2023. Febriany menambahkan, dengan keandalan aset perseroan, produksi INCO pun naik secara 6 persen secara kuartalan pada kuartal III/2023.
Adapun, peningkatan produksi nikel 18 persen sepanjang 9 bulan 2023 didukung kembali beroperasinya Furnace 4 ke performa optimal setelah menjalani pembangunan kembali pada 2022.
“INCO tetap optimis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun 2023, yaitu sekitar 70.000 ton,” jelas Febriany.
Sementara itu, INCO menyiapkan investasi sekitar US$9 miliar atau setara dengan Rp138,24 triliun untuk pengembangan konsesi blok tambang yang terbagi ke dalam proyek Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa.
Wakil Presiden Direktur INCO Adriansyah Chaniago mengatakan, perseroan telah mendapat perizinan yang cukup progresif dari pemerintah untuk menopang kemajuan ketiga proyek tersebut.
Andriansyah menuturkan, proyek Bahodopi telah menyelesaikan 80 persen perizinan dan Pomalaa telah mendapat sekitar 50 persen dari perizinan yang diperlukan untuk mengesekusi komitmen investasi tersebut.