Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Targetkan Dana IPO Sebesar Rp 9,7 Triliun

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Targetkan Dana IPO Sebesar Rp 9,7 Triliun

MarketNews.id Banyak indikator keberhasilan sebuah proses penawaran saham perdana kepada publik atau Initial Public Offering (IPO). Mulai dari jumlah saham yang dijual, harga yang akan ditawarkan dan waktu kapan akan ditawarkan kepada publik.

Selain itu, situasi pasar juga menentukan keberhasilan saham perdana untuk membuat debut pertama yang baik lewat peningkatan harga setelah dicatatkan dan diperdagangkan di pasar sekunder. Kombinasi indikator di atas dapat jadi salah satu acuan tingkat keberhasilan emiten memberikan kepuasan buat pemegang saham publik di pasar perdana.

Direktur PT Trimegah Bangun Persada Tbk ( NCKL ), Suparsin Darmo Liwan mengungkapkan, perseroan hanya mengincar perolehan dana dari penawaran umum perdana saham (IPO) senilai Rp9,7 triliun.


“Kebutuhan perseroan atas pelaksanaan IPO ini sebesar Rp9,7 triliun,” kata Suparsin saat konferensi pers terkait rencana IPO NCKL di Jakarta, Jumat 17 Maret 2023.

Seperti diketahui, dalam Prospektus Awal IPO NCKL menyebutkan bahwa pada aksi korporasi ini perseroan akan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 12.095.431.400 lembar bernilai nominal Rp100 per saham atau setara 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.


Dengan penetapan harga Penawaran Awal (book building) berkisar Rp1.220 sampai Rp1.250 per saham, maka setidaknya NCKL bisa meraup dana IPO minimal Rp14,76 triliun dan maksimal Rp15,1 triliun. Seperti diketahui, periode book building berlangsung selama kurun 15-24 Maret 2023.

Menurut Presiden Direktur NCKL dalam siaran pers yang diedarkan hari ini 17 Maret 2023, perseroan berharap bisa meraup IPO sebesar USD650 juta atau sekitar Rp9,7 triliun. Dana dari aksi korporasi ini, lanjut dia, akan dimanfaatkan untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman dan tambahan modal kerja NCKL .

” NCKL juga akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 0,5 persen atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan (Program ESA). Harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran,” kata Roy. A Arfandy.

Pada proses IPO ini, NCKL menunjuk empat penjamin pelaksana emisi Efek, yakni PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan, bertindak sebagai penjamin emisi Efek adalah, PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.

Melalui siaran persnya, manajemen NCKL menyampaikan bahwa perseroan akan membagikan dividen minimum 30 persen dari laba bersih. Namun, pembagian keuntungan ini akan tergantung pada arus kas dan rencana investasi perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, serta persyaratan lainnya.

“Perseroan telah membagikan dividen sejak tahun 2012 dan direncanakan akan melakukan pembagian dividen untuk Tahun Buku 2022 yang akan dibagikan pada tahun 2023,” ujar Roy.

Perlu diketahui, NCKL merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir yang mumpuni dalam industri nikel. Ini terlihat dari kegiatan operasional yang baik, profesional dan mengedepankan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan selama lebih dari sepuluh tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

“Fokus NCKL adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir,” ucap Roy.


Sektor hulu berupa penambangan bijh nikel yang menghasilkan saprolite dan limonite, sedangkan hilirnya berupa peleburan dan pemurnian bijih nikel yang menghasilkan feronikel sebagai bahan baku utama pembuatan baja nirkarat (stainless steel) dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), serta produk turunannya, Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama pembuatan prekursor baterai kendaraan listrik.

Saat ini NCKL mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif seluas 5.523,99 hektar di Desa Kawasi, Halmahera Selatan, Maluku Utara melalui dua konsesi pertambangan. NCKL juga memiliki dua prospek pertambangan nikel seluas 3.660,24 hektar yang terletak di Pulau Obi, Maluku Utara.

Lebih lanjut Roy menambahkan, sejauh ini NCKL berada di posisi strategis untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan kebutuhan baterai di industri kendaraan listrik, sebagai respons terhadap upaya transisi energi. “Ini akan meningkatkan permintaan bijih nikel maupun MHP”, pungkas Roy.

Check Also

OJK : Investor Asal Timur Tengah Di Pasar Modal Indonesia Sebesar Rp 65,73 Triliun Atau Dua Persen Dari Investasi Investor Asing

MarketNews.id Gejolak yang terjadi di Timur Tengah berkaitan dengan konflik Israel-Palestina, belum mengkhawatirkan larinya investor …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *