Marketnews.id Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk menjaga stabilitas moneter demi mendoring akselerasi pemulihan ekonomi. Untuk itu, BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan yang ada saat ini. Tapi bila inflasi naik, tingkat bunga acuan akan disesuaikan.
Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan masih akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya (BI 7 Day Reverse Repo Rate / BI7 DRRR ) di level 3,5 persen sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi.
Dengan begitu suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga akan tetap bertahan di level 2,75 persen dan 4,25 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan, pihaknya komitmen menjaga stabilitas moneter demi mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Untuk itu tingkat suku bunga acuan masih akan bertahan meski ada potensi kenaikan suku bunga acuan dari The Fed. BI baru akan merevisi tingkat suku bunga manakala sudah ada kenaikan inflasi.
“Kebijakan suku bunga BI didasarkan pada perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi kedepan. Sejauh ini kami masih berikan asesmen bahwa suku bunga akan kami pertahankan di level 3,5 persen sampai ada tanda tanda kenaikan inflasi,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu 13 April 2022.
Ditegaskan Perry bahwa kebijakan suku bunga moneter di Indonesia akan merespons tekanan inflasi yang terjadi dan bersifat fundamental. Pihaknya akan merespons tekanan harga dari beberapa komoditas strategis yang menjadi penentu tingkat inflasi inti.
“Tekanan harga pangan dan energi tentu saja tidak akan kami respons sebagai first round impact atau dampak pertama, tapi yang kita respons adalah dampak rambatannya kalau inflasi itu berdampak fundamental terhadap angka inflasi yang indikatornya adalah inflasi inti,” pungkasnya.