Marketnews.id Banyak cara buat emiten agar harga saham yang terbentuk sesuai dengan kinerja perusahaan. Salah satunya adalah dengan membeli kembali saham perseroan di pasar atau buyback.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), telah menyiapkan dana sebesar Rp 1 Triliun untuk membeli kembali sahamnya sebanyak 588 juta lembar di lantai bursa. Dengan dana yang disiapkan emiten dan jumlah saham yang akan di buyback, harga saham KLBF sekitar Rp 1.700 per saham. Sementara harga per hari ini saham KLBF dikisaran Rp 1.650 per saham.
Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan menyiapkan dana maksimal sebesar Rp1 triliun untuk merealisasikan rencana pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 588 juta lembar.
Rencana buyback saham dalam kondisi pasar yang berfluktuasi tersebut disampaikan Presiden Direktur KLBF, Vidjongtius melalui surat perseroan yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu, 9 Pebruari 2022.
Dengan kesiapan dana maksimum Rp1 triliun untuk membeli sebanyak-banyak 588 juta saham, maka harga pembelian saham buyback KLBF bisa mencapai maksimal Rp1.700,68 per lembar.
“Perseroan membatasi harga pembelian saham sebesar maksimum Rp1.700 per saham,” ujar Vidjongtius.
Menurut dia, pelaksanaan buyback saham akan dilakukan selama kurun 9 Februari-8 Mei 2022. Periode buyback saham ini mengacu pada Pasal 5 ayat (3) Peraturan OJK Nomor 2/POJK.4/2013 terkait pembelian kembali saham perseroan akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan setelah tanggal keterbukaan informasi ini.
“Pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui transaksi di Bursa Efek lndonesia. Untuk itu, perseroan akan menggunakan jasa dari Perantara Pedagang Efek,” ucap Vidjongtius.
Pada penutupan perdagangan hari ini, 9 Pebruari 2022 harga saham KLBF berada di level Rp1.650 per lembar atau berada di dalam tren meningkat sejak Senin, 2 Agustus 2021 yang ditutup pada level Rp1.305 per saham.
Lebih lanjut Vidjongtius mengungkapkan, dana untuk melakukan buyback saham tersebut bersumber dari kas internal dan pinjaman. Dia memperkirakan, dampak biaya bunga dari pinjaman sebesar Rp29 miliar per tahun.
Dengan mempertimbangkan penurunan pendapatan secara pro-rata, Vidjongtius memproyeksikan bahwa proforma laba per saham untuk periode sembilan bulan pertama di 2021 senilai Rp48,3 persen atau lebih rendah dari laba per saham yang dibukukan sebesar Rp48,8 per lembar.
“Pembelian kembali saham diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif, serta memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham secara fundamental. Buyback saham juga akan memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, karena saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai, jika perseroan memerlukan penambahan modal,” paparnya.