Marketnews.id Gas bumi sebagai salah satu produk energi fosil yang terbukti bersih, ramah lingkungan dan efisien akan memiliki peran strategis dalam proses transisi menuju net zero emission. PGN Sebagai salah satu Perusahaan yang mengelola gas buat kepentingan orang banyak mengemban tugas penting agar sumber daya alam yang bersih ini dapat dimanfaatkan buat kepentingan negara masyarakat luas.
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN sebagai subholding gas PT Pertamina berkomitmen untuk mendukung kemandirian energi di dalam negeri dan visi menuju energi bersih. Hal ini dilakukan melalui penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi.
Menurut Komisaris Utama PGN Archandra Tahar, energi masa transisi untuk mencapai target tersebut adalah energi yang bersih dari fosil yaitu gas. Eropa pun mulai sekarang memakai kembali gas. Artinya, kebutuhan gas akan sangat signifikan. Ini kesempatan kita untuk menggunakan gas yang jauh lebih bersih,” ujar Arcandra dalam PGN Energy Economic Outlook 2022, Rabu, 12 Januari 2022.
Pada masa transisi menuju energi terbarukan, penggunaan gas harus dioptimalkan. Untuk itu inovasi dan teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi transportasi gas dari satu tempat ke tempat lain.
Menurut , Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto sebagai perusahaan yang fokus di sektor energi, PGN senantiasa membuka ruang untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya gas bumi, yang pastinya akan terus meningkat.
Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam masa transisi energi saat ini diharapkan dapat menumbuhkan bisnis gas PGN sebagai Subholding Gas Pertamina. Untuk tahun 2022, PGN menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 BBTUD termasuk pengelolaan trading LNG internasional.
Dengan peran gas bumi sebagai energi transisi, PGN juga mendorong pertumbuhan pengelolaan niaga Subholding Gas menjadi sekitar 1.400 BBTUD pada tahun 2027.
Mulai tahun 2022-2027, suplai LNG diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pasokan gas pipa eksisting. Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan demand LNG retail untuk area yang jauh dari infrastruktur eksisting. Demand tersebut akan disuplai baik melalui liquefaction gas pipa maupun non pipa, serta utilisasi gas stranded.
Segmen industri masih tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas dimana sinergi untuk penyediaan gas bagi Kilang dan smelter , termasuk adanya terobosan dalam pemilihan teknologi dan penyediaan moda non pipa CNG/ LNG retail dengan pemanfaatan sumber gas stranded , sangat dibutuhkan.
Segmen transportasi juga bertumbuh seiring dengan meningkatnya konversi BBM menjadi gas bumi untuk segmen kapal, kendaraan logistik, darat, dan kereta api. Selain itu pertumbuhan volume juga berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun sampai dengan tahun 2026.
“Pengelolaan energi nasional dan dunia, masih tetap menumbuhkan optimisme PGN ke depan dalam mengembangan infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam transisi energi saat ini,” pungkas Haryo.