Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Bersamaan Dicatatkan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Saham BINO Dan DEPO Bertahan Di Zona Hijau

Bersamaan Dicatatkan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Saham BINO Dan DEPO Bertahan Di Zona Hijau

Marketnews.id Meski telah memilki pemegang saham masing-masing, pencatatan dan perdagangan perdana saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO) dan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) kedua saham yang baru dicatatkan ini memiliki ritme transaksi hampir sama.

Perbedaan terletak diharga dan jumlah saham yang ditransaksikan tentunya juga dengan nilai berbeda. Hingga perdagangan sesi pertama kedua saham ini relatif stabil dan bertahan di zona hijau meskipun sempat harga turun dibawah harga perdana.

Melantai Perdana di BEI, Saham BINO dan DEPO Bermain di Zona Hijau

Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, 25 Nopember 2021, harga saham PT Perma Plasindo Tbk (BINO) dan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) bermain di teritori positif, meski DEPO sempat terperosok ke zona merah di awal transaksi.


Saham BINO yang ditawarkan seharga Rp 138 per lembar tersebut langsung mengalami kenaikan ke level Rp165 per saham, dengan volume transaksi sebanyak 1,1 juta lot. Sehingga, nilai transaksi di awal Sesi I perdagangan hari ini tercatat senilai Rp18,15 miliar.


Sedangkan, saham DEPO yang ditawarkan seharga Rp482 per lembar mampu menguat ke level Rp500 per saham, meski sempat merosot ke level terendah di posisi Rp470.

Volume transaksi di awal perdagangan tercatat sebanyak 612.058 lot, sehingga nilai transaksi di awal Sesi I perdagangan hari ini tercatat senilai Rp30,6 miliar.


Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), BINO sebagai emiten ke-42 di 2021 ini menawarkan saham kepada publik sebanyak 435 juta lembar bernilai nominal Rp100 per saham atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.


Sementara itu pada pelaksanaan IPO DEPO, emiten ke-43 ini menawarkan saham kepada masyarakat sebanyak 1,02 miliar lembar bernilai nominal Rp25 per saham atau setara dengan 15,08 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.


Dengan harga penawaran umum senilai Rp138 per saham, maka pada pelaksanaan IPO BINO, produsen dan distributor alat tulis kantor ini berhasil meraih dana masyarakat sebesar Rp60,03 miliar, sedangkan DEPO yang menetapkan harga penawaran sebesar Rp483 per saham bisa meraup Rp493,57 miliar.


Rencananya, BINO akan memanfaatkan sebagian besar dana hasil IPO atau senilai Rp38 miliar untuk membayar utang, senilai Rp4,5 miliar akan dipinjamkan ke entitas anak, senilai Rp2,85 miliar untuk membeli sebidang tanah di Klaten, Jawa Tengah, senilai Rp2,55 miliar untuk dipinjamkan ke Bino Digital Solutions Pte Ltd dan sisanya akan dipinjamkan ke entitas anak, PT Bino Mitra Sejati.


Sementara DEPO akan memanfaatkan dana hasil IPO untuk belanja modal (capex) sebesar 18 persen, sebesar 8 persen akan digunakan untuk melunasi utang ke PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), sebesar 41 persen untuk penyetoran modal kepada entitas anak dan sisanya untuk modal kerja.

Dana segar sudah diraih oleh kedua emiten baru ini. Tentunya, perusahaan atau emiten ini wajib komit menjalankan usahanya sesuai yang di rencanakan dalam prospektus yang di edarkan sebelum IPO.

Setelah menjadi perusahaan publik, tentunya tatakelola harus ikut berubah. Kini, masyarakat umum ikut menjadi pemegang saham dan tentunya dana hasil IPO harus dapat digunakan dan dipertanggung jawabkan. Transparansi dan akuntabilitas kini jadi bagian yang tidak terpisahkan dari kinerja emiten ke depan.

Check Also

OJK Dukung Penuh Rencana Evaluasi Bursa Karbon

MarketNews.id-Sejak diresmikan Bursa Karbon Indonesia tahun lalu. Masih banyak perusahaan belum optimalkan Bursa karbon itu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *