Marketnews.id Menerbitkan obligasi dan Sukuk merupakan salah satu solusi buat perusahaan untuk mendapatkan dana buat mengembangkan usaha atau membayar utang jatuh tempo. PT Waskita Karya Persero Tbk (WSKT) saat ini terus melakukan restrukturisasi utang agar perseroan terus dapat berusaha maksimal. Melalui penerbitan obligasi dan Sukuk sebesar Rp 3,8 triliun, perseroan diharapkan mampu melakukan ekspansi usaha disamping tetap membayar kewajiban yang jatuh tempo tepat waktu demi menjaga reputasi.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana menerbitkan obligasi dan sukuk di 2022 sebesar Rp3,8 triliun, sebagian besar akan dimanfaatkan untuk membayar utang yang akan jatuh tempo.
“Tahun 2022 memang akan dilakukan emisi sebesar Rp3,8 triliun yang nantinya akan terbagi ke dalam instrumen obligasi dan sukuk. Saat ini masih dalam tahap diskusi,” ujar Direktur Keuangan WSKT, Taufik Hendra Kusuma saat Public Expose di Jakarta, Jumat, 8 Oktober 2021.
Menurut dia, sebagian besar dana hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk refinancing atas utang yang akan jatuh tempo . “Sebesar Rp800 miliar untuk modal kerja. Sifatnya (penerbitan obligasi dan sukuk) ini masih di-guarantee oleh pemerintah,” ucap Taufik.
Terkait rencana rights issue pada pengujung tahun ini, jelas Taufik, aksi korporasi ini merupakan konsekuensi dari adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dialokasikan pada Tahun Buku 2021. Sejauh ini, WSKT sedang menunggu penerbitan Peraturan Pemerintah tentang Penambahan PMN.
Dia mengatakan, saat ini WSKT sedang proses pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) ini.
“Total targetnya sebesar Rp7,9 triliun dan ditambah Rp4 triliun,” ucap Taufik.
Taufik menambahkan, hingga akhir Semester I-2021, WSKT telah merealisasikan penggunaan dana belanja modal (capex) senilai Rp2,5 triliun atau kurang dari 50 persen dari total alokasi capex di 2021 yang mencapai Rp5,5 triliun.
“Tetapi, capex ini akan kami intensifkan menuju 2022, dengan target pengeluaran sekitar Rp8 triliun-Rp9 triliun,” katanya.