Marketnews.id Pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memasuki babak baru setelah Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri BUMN untuk menutup BUMN sakit atau tidak efektif dan tidak mampu bersaing.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN saat ini sedang berbenah melakukan pengelompokan usaha sejenis melalui pembentukan Holding. Pengelompokan usaha ini bertujuan agar BUMN mampu bersinergi dan menghasilkan kinerja ciamik.
Hasilnya, satu per satu sektor usaha sudah dikelompokkan sesuai jenis usaha. Holding BUMN Farmasi, Tambang, Pelabuhan, Pariwisata telah mendapat restu dari Presiden untuk dijadikan dalam satu holding. Begitu juga dengan Jasa Survei yang dalam waktu dekat segera terbentuk.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menutup BUMN yang tidak efektif atau sakit dan tidak mampu meningkatkan daya saing.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada para direktur utama BUMN di Ballroom Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis,14 Oktober 2021.
Dalam arahannya Jokowi meminta kepada para direktur utama BUMN untuk lebih berani dalam berkompetisi dan mengambil risiko. Kepala Negara pun menginstruksikan Menteri BUMN untuk tidak lagi memberikan proteksi kepada perusahaan BUMN dalam kondisi menurun.
“Kalau yang lalu-lalu, BUMN-BUMN-nya banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit, tambahi PMN. Sakit, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali! Dan, akhirnya itu yang mengurangi nilai-nilai yang tadi saya sampaikan. Berkompetisi enggak berani, bersaing enggak berani, mengambil risiko enggak berani. Ya bagaimana profesionalisme, kalau itu tidak dijalankan?” ujar Jokowi dikutip dari kanal Youtube Setpres, Jumat,15 Oktober 2021.
Jokowi juga mendorong BUMN untuk go global dan berani bersaing di kancah internasional khususnya di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini. Untuk mewujudkannya, dia menyebut penataan dan adaptasi model bisnis serta teknologi harus dilakukan sesegera mungkin.
“Kalau saudara-saudara tidak merespons dari ketidakpastian ini dengan adaptasi secepat-cepatnya, kalau Pak Menteri sampaikan kepada saya Pak, ini ada perusahaan seperti ini, kondisinya BUMN… kalau saya langsung tutup saja! Enggak ada diselamat-selamatin,” tegas Jokowi.
Dia juga menyinggung bahwa seluruh direktur BUMN yang terpilih sudah melalui proses seleksi ketat dan pintar-pintar, sehingga tidak perlu lagi diajari soal manajemen. Para direktur BUMN, imbuhnya, harus percaya diri dan meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya sebetulnya sudah memerintahkan sejak tujuh tahun lalu untuk secepatnya menggabungkan, mengonsolidasikan, mereorganisasi BUMN yang dinilainya terlalu banyak.