Marketnews.id Bisnis minyak dan gas sepanjang tahun lalu termasuk bisnis yang terpapar oleh pendemi Covid-19. Dalam bisnis ini, diibaratkan mengalami tiga tekanan sekaligus. Harga minyak jatuh, jumlah produksi berkurang dan kurs melemah. Ketiga hal ini membuat perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas harus memikul beban yang begitu berat dan bahkan mengalami kerugian yang signifikan. PT Indika Energy Tbk salah satu emiten energi yang menderita kerugian hingga dua tahun berturut-turut. Bagaimanakah kinerja perseroan tahun ini.
Sepanjang 2020, nilai rugi bersih PT Indika Energy Tbk (INDY) mengalami kenaikan signifikan menjadi USD117,54 juta. Sementara pada setahun sebelumnya rugi bersih perseroan hanya sebesar USD18,16 juta.
Berdasarkan laporan keuangan INDY Tahun Buku 2020 yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (5/4), total pendapatan INDY pada tahun lalu senilai USD2,08 miliar atau lebih rendah dibanding 2019 sebesar USD2,78 miliar.
Namun selama 2020, INDY mampu menekan beban pokok kontrak dan penjualan menjadi USD1,82 miliar dari setahun sebelumnya mencapai USD2,36 miliar. Sehingga, laba bruto perseroan pada tahun menjadi senilai USD253,88 juta atau mengalami penurunan dibanding perolehan di 2019 yang sebesar USD426,7 juta.
Pada tahun lalu, INDY mencatatkan jumlah beban penjualan, umum dan administrasi sebesar USD138,02 juta atau lebih tinggi dibanding setahun sebelumnya senilai USD137,18 juta. Pendapatan investasi INDY di 2020 menurun menjadi USD11,42 juta dari USD16,1 juta di 2019.
Selain itu, pada tahun lalu perseroan juga mengalami peningkatan beban keuangan menjadi USD119,51 juta dari USD109,48 juta di 2019. Sementara itu, nilai amortisasi aset tak berwujud yang dibukukan INDY pada tahun lalu sebesar USD135,63 juta.
Hingga akhir tahun lalu, INDY mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar USD99,18 juta, padahal di 2019 perseroan masih membukukan laba sebelum pajak sebesar USD54,13 juta. Dengan jumlah beban pajak di 2020 sebesar USD4,27 juta, maka INDY mencatatkan rugi tahun berjalan mencapai USD103,45 juta.
Pada 2020, INDY mencatat jumlah rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD117,54 juta atau jauh lebih tinggi dibanding setahun sebelunya yang hanya mencatatkan rugi bersih USD18,16 juta.
Per 31 Desember 2020, total liabilitas INDY meningkat menjadi USD2,63 juta dari USD2,57 juta pada 31 Desember 2019. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir tahun lalu tercarat USD867,3 juta atau mengalami penurunan dibanding posisi per akhir 2019 yang sebesar USD1,05 miliar.