Marketnews.id Sektor usaha kelapa sawit dan margarin adalah salah satu sektor usaha yang mampu bertahan di tengah pendemi Covid-19. Betapa tidak, di saat hampir seluruh sektor usaha terpapar karena pendemi, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk mampu meningkatkan laba bersih menjadi Rp1,5 triliun di tahun 2020 lalu. Peningkatan laba di atas diantaranya disebabkan meningkatnya pendapatan dan stabilnya harga minyak sawit.
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR), emiten Grup Sinarmas yang memproduksi minyak goreng Filma dan Kunci Mas baru-baru ini mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun 2020.
Sepanjang tahun lalu, perusahaan produsen minyak goreng dan margarin ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,54 triliun.
Besaran laba bersih ini naik signifikan sebesar 71,34% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding dengan laba bersih pada akhir Desember 2019 yang hanya senilai Rp 899 miliar.
Nilai laba bersih per saham juga ikut naik menjadi senilai Rp 536 dari akhir periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 313.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan laba ini sejalan dengan naiknya pendapatan perusahaan dari penjualan sepanjang 2020 menjadi senilai Rp 40,43 triliun atauterapresiasi 11% YoY.
Pendapatan perusahaan sepanjang 2019 mencapai Rp 36,19 triliun. Penjualan terbesar dari produk kelapa sawit kepada pihak ketiga sebesar Rp 17,70 triliun dari sebelumnya Rp 11,60 triliun, disusul penjualan produk kelapa sawit ke pasar ekspor Rp 10,57 triliun, turun dari sebelumnya Rp 12,94 triliun.
Sepanjang 2020, beban perusahaan juga mengalami kenaikan. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 34,55 triliun dari Rp 32,28 triliun.
Dari sisi aset, terjadi peningkatan sebesar 26% menjadi Rp 35,02 triliun untuk full year 2020, dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 27,78 triliun.
Aset lancar tercatat Rp 18,61 triliun meningkat dari Rp 11,47 triliun dan aset tak lancar yang sebesar Rp 16,41 triliun naik dari Rp 16,3 triliun.
Di pos liabilitas terjadi peningkatan menjadi sebesar Rp 22,5 triliun dari posisi akhir tahun sebelumnya yang senilai Rp 16,85 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat senilai Rp 14,35 triliun dan liabilitas jangka panjang mencapai Rp 8,14 triliun.
Untuk ekuitas di akhir 2020 ditutup pada posisi Rp 12,52 triliun, bertambah dari Rp 10,93 triliun per 31 Desember 2019.