Marketnews.id Kerjasama bisnis antara Bank Neo Commerce Tbk dengan beberapa mitra bisnis disambut respon positif oleh investor ritel dengan meningkatnya harga saham. Seperti diketahui, belakangan ini perseroan telah menjalin kerja sama dengan Huawei, Sunline dan Tencent Cloud. Kerjasama di atas mendapat respon positif dengan meningkatnya secara signifikan harga saham perseroan.
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) beralasan, kenaikan harga saham perseroan yang sempat memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan suspensi disebabkan oleh adanya kerjasama perseroan dengan sejumlah perusahaan digital multinasional, seperti Huawei, Sunline dan Tencent Cloud.
Alasan tersebut disampaikan manajemen BBYB melalui materi Public Expose Insidentil. Seperti diketahui perseroan menggelar paparan publik insidentil secara virtual pada Senin (8/3) dalam upaya memenuhi permintaan BEI, setelah perdagangan saham BBYB dihentikan sementara (suspensi).
Sebagaimana diketahui, BEI sempat malakukan suspensi atas saham BBYB untuk perdagangan di pasar reguler dan pasar di pasar tunai pada 25 Februari 2021, karena harga saham mengalami peningkatan kumulatif yang signifikan.
Sebelumnya (23/5), BEI memutuskan untuk mencermati pergerakan saham BBYB, karena mengalami kenaikan yang tidak wajar (unusual market activity/UMA).
Secara khusus, menurut manajemen BBYB, faktor yang menyebabkan kenaikan harga saham perseroan lebih dipengaruhi oleh adanya kerjasama Bank Neo Commerce dengan berbagai perusahaan digital multinasional, di antaranya adalah Huawei, Sunline dan Tencent Cloud. Selain itu, karena BBYB selalu berupaya untuk berinovasi dalam upaya meyakinkan masyarakat agar menggunakan bank digital.
Manajemen BBYB menyebutkan, secara umum faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga saham BBYB adalah, tingginya antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap bank digital, serta layanan digital yang semakin masif di sektor perbankan. “Masyarakat menilai, berbagai layanan digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan”.
Sementara itu, PT Bank Neo Commerce Tbk. akan aktif melakukan penawaran umum terbatas pada tahun ini untuk mengejar pemenuhan modal inti menjadi Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan perseroan melihat perlunya menambah modal untuk melakukan proses bisnis agar lebih berkembang, sehingga penambahan modal yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi ketentuan dalam POJK 12/2020.
“Yang sedang berjalan adalah PUT keempat pada bulan ini dan kami akan ada tambahan lagi. Yang pasti selama 2021, kami akan mengejar melalui beberapa seri PUT untuk mengejar kebutuhan Rp2 triliun. Dan tahun depan ada capital plan untuk mendukung strategi bisnis untuk menjadi Rp3 triliun,” katanya dalam public expose insidentil, Senin (7/3/2021).
Diketahui, modal inti Bank milik Akulaku itu per September 2020 mencapai Rp1,08 triliun, meningkat dari posisi per 31 Agustus 2020 sebesar Rp928,62 miliar. Penambahan modal berasal dari hasil rights issue pada Juli 2020 sebesar Rp 150 miliar.
Tjandra mengatakan perseroan melakukan penawaran umum terbatas IV sebanyak 832.724.404 lembar saham. Dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham, maka potensi dana BBYB dari hasil rights issue sebesar Rp249,82 miliar.
“Terlepas dari ketentuan OJK yang meminta pemenuhan modal inti tahun ini Rp2 triliun, kami melihat perlunya menambah modal untuk melakukan proses bisnis yang lebih berkembang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Tjandra mengatakan perseroan fokus pada dua hal untuk strategi bisnis pada tahun ini. Pertama, penetrasi pasar di pasar digital melalui produk dan layanan Bank.
Kedua, perseroan meningkatkan kolaborasi strategis dengan ekosistem digital yang ada saat ini yakni Akulaku Grup. Di samping itu, perseroan membuka aliansi bisnis baru dengan ekosistem digital lainnya. “Kami juga tidak berhenti dengan inovasi produk dan layanan kami,” ujarnya.
Selain PUT IV yang sedang berjalan, Bank Neo Commerce akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa pada kuartal I/2021. Salah satu agenda yang dibahas adalah perubahan susunan direksi Bank Neo Commerce.
“Kami bersyukur terlepas dari kondisi pandemi yang mendera perekonomian, kami masih bisa menutup 2020 dengan kondisi laba Rp15,87 miliar. Ini pencapaian yang tidak mudah,” pungkasnya.