Marketnews.id Mempercantik penampilan agar saat ditawarkan diminati oleh investor adalah harapan setiap pemilik perusahaan. PT Jasa Marga Tbk salah satu BUMN Karya yang memiliki banyak anak usaha, berencana untuk meng IPO kan anak usaha yang dimilikinya dalam tahun ini. Sebelum di IPOkan, anak usaha tersebut akan dipersiapkan baik dari sisi kinerja keuangan maupun dari sisi kesiapan sebagai perusahaan publik.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berencana untuk menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) anak usahanya yakni PT Jasamarga Transjawa Tollroad yang mengelola 14 ruas tol di area Transjawa.
“Kami sudah menyiapkan sebetulnya PT Jasamarga Transjawa Tollroad yang merupakan anak perusahaan Jasa Marga kalau dilihat berdasarkan struktur organisasi. Inilah cangkang yang kami siapkan untuk dilakukan IPO terhadap Transjawa area,” ujar Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal dalam diskusi daring di Jakarta, Senin m(8/3).
Menurut Donny, sebetulnya Jasa Marga memiliki 14 ruas tol di area Transjawa yang bisa dilakukan spin-off ke dalam subholding Jasamarga Transjawa Tol.
“Prosesnya menunggu timing yang tepat dari sisi valuasi. Jadi 14 konsesi yang berhubungan atau terkait dengan Transjawa akan kami spin-off ke dalam subholding tersebut,” katanya.
Lebih jauh Donny menjelaskan, bahwa setelah itu Jasa Marga akan melakukan optimalisasi atau value enhancer dengan melakukan peningkatan dari sisi efisiensi maupun meningkatkan kinerja.
Dengan demikian ketika dijual atau ditawarkan kepada publik dapat memberikan hasil yang optimum dari sisi valuasi.
“Berapa valuasinya? kami lagi hitung ulang dengan kondisi Covid-19 dan sebagainya, kami sedang mempersiapkan valuasi mestinya angkanya cukup signifikan mengingat terdapat 14 ruas di Transjawa yang Jasa Marga spin-off ke dalam Transjawa subholding,” ujar Direktur Keuangan Jasa Marga tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa kemungkinan IPO Jasamarga Transjawa Tollroad ini sekitar 1-2 tahun, dan mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera mereda sehingga pendapatan Jasa Marga bisa kembali normal, dan untuk valuasi juga berdasarkan pendapatan dan cashflow dari subholding nantinya. Jadi Jasa Marga menunggu optimum timing.