Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Bank Jago Yakin Fokus Di Perbankan Digital Bersama Gojek

Bank Jago Yakin Fokus Di Perbankan Digital Bersama Gojek

Marketnews.id Ranah persaingan perbankan digital akan terbagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah bank konvensional yang sudah stabil dan kokoh membeli atau bekerjasama dengan platform e-commerce. Kelompok kedua, bank kecil baik dari skala modal maupun teknologi bekerjasama atau dibeli oleh platform e-commerce dan membentuk bank digital baru. PT Bank Jago Tbk (ARTO) salah satu bank yang akan mengembangkan bank Digital dan sudah mulai melebarkan layanan perbankannya.

PT Bank Jago Tbk (ARTO) akan mulai menawarkan beberapa layanan perbankan melalui aplikasi seluler pada Maret ini sebelum memberikan layanan lengkap termasuk pinjaman. Memperkuat posisinya sebagai penggerak industri perbankan digital yang sedang berkembang pesat di Indonesia.


Presiden Direktur Bank Jago Kharim Siregar dan Komisaris Anika Faisal menyatakan, Bank Jago telah menerima suntikan modal dari Gojek dan GIC Pte, lembaga pengelola kekayaan negara Singapura, dan akan menanamkan layanannya di  platform  Gojek tahun ini. Dengan demikian, puluhan juta pengguna Gojek dapat langsung membuka rekening di Bank Jago dan mengelola keuangan mereka melalui aplikasi Gojek.


“Kita benar-benar melihat adanya perubahan gaya hidup melalui telepon,” kata Kharim. Perbankan digital “harus mudah, cepat dan aman. Siapapun yang bisa melakukan ini dengan baik akan keluar sebagai pemimpin. Kami ingin berada di posisi kepemimpinan itu,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Jumat (5/3).


Menurut Kharim, hubungan Bank Jago dan Gojek tidak eksklusif. Bank Jago ingin bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan teknologi dan layanan keuangan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, Anika menambahkan.
Bank Jago telah berubah dari bank gurem menjadi bank dengan kaptalisasi terbesar keempat di bursa saham Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Investasi Gojek dan GIC telah meningkatkan optimisme bahwa bank kecil dengan total aset hanya sekitar USD 116,2 juta pada September lalu, mampu menjadi pemberi pinjaman berbasis teknologi pertama yang melayani masyarakat. Sahamnya telah melonjak 265% dalam setahun terakhir ke rekor tertinggi Rp11.100 rupiah pada Kamis kemarin, meningkatkan nilai pasarnya menjadi USD8,4 miliar.


Eksistensi Bank Jago terutama diuntungkan oleh minimnya pemilik rekening bank di Indonesia, yang hanya sekitar 52% dari populasi, namun lebih dari 70% populasi memiliki ponsel cerdas.

Pengguna smartphone dengan cepat terbiasa menggunakan pembayaran digital seperti GoPay dan OVO untuk melakukan pembelian dan bertransaksi.
“Bank Jago sudah dalam proses mentransformasikan dirinya menjadi bank digital, namun menghadirkan GIC akan memberikan kenyamanan dalam hal tata kelola bank, serta tentunya mendatangkan dana baru,” kata Angus Mackintosh, pendiri CrossASEAN Research.


Harapan bahwa Gojek akan bergabung dengan raksasa  e-commerce  Indonesia Tokopedia menjadi pertanda baik bagi pemberi pinjaman. “Basis nasabah potensial Bank Jago akan semakin besar dengan asumsi merger Gojek-Tokopedia berhasil, membuka kemungkinan nasabah dan penjual Tokopedia sebagai nasabah potensial,” Mackintosh menambahkan.


Kemitraan Bank Jago dengan Gojek juga memperkuat daya pikat potensi teknologi keuangan di Indonesia. Sanford C. Bernstein memperkirakan, total kumpulan laba di industri teknologi keuangan Indonesia akan mencapai USD3,2 miliar dalam lima tahun. Dengan bekerja sama dengan Gojek, Bank Jago dapat meningkatkan porsi kue pendapatannya, sementara Gojek memperluas layanan keuangannya melalui bank.


Analis Bernstein, Kevin Kwek mengatakan, perusahaan yang menawarkan layanan keuangan melalui saluran digital dapat mengisi kesenjangan antara banyak orang Indonesia yang memiliki ponsel cerdas tetapi tidak memiliki akses ke pinjaman bank.


Meskipun Bank Jago berfokus pada membangun produk dan kemitraannya, namun tidak menutup kemungkinan untuk akuisisi di masa depan. “Setidaknya tahun ini, kami tidak memperkirakan perlunya mengakuisisi bank lain,” kata Anika.

“Namun di masa depan jika muncul sebuah peluang dan jika itu pasti menambah  value , itu akan layak dipertimbangkan. Kami tetap membuka opsi itu,” imbuhnya.
Dengan kapitalisasi pasar melebihi USD8 miliar bahkan sebelum meluncurkan aplikasinya di Gojek, Bank Jago harus berupaya memenuhi ekspektasi yang tinggi itu. (Bloomberg)

Check Also

Mulai 9 Desember, Hampir Semua Saham Bisa Diperdagangkan Di Pra Pembukaan

MarketNews.id-Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melepas hampir semua saham dapat diperdagangkan di masa pra pembukaan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *