Marketnews.id PT Wijaya Karya Tbk kembali menjual obligasi dan Sukuk senilai Rp 3 triliun. Padahal hingga kuartal ketiga 2020 nilai utang perseroan telah mencapai Rp45,26 triliun. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 13,52. Pemerintah melalui Meneg BUMN telah mengakui BUMN Karya ini terbelit utang dan akan melakukan divestasi atas beberapa ruas tol yang dimilikinya.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kembali menerbitkan surat utang, obligasi dan sukuk senilai total Rp 3 triliun, ini artinya akan menambah liabilitas perseroan. Surat utang ini ditawarkan dengan tingkat bunga sebesar 8,5% hingga 9,75% per tahun.
Berdasarkan informasi yang dirilis di Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ), obligasi yang akan diterbitkan senilai total Rp 2,5 triliun dalam tiga seri.
Seri A dengan emisi Rp 495 miliar dengan tenor tiga tahun dan dibanderol dengan tingkat bunga 8,5% per tahun. Seri B dengan emisi Rp 745 miliar untuk tenor lima tahun dan tingkat bunga 9,10% per tahun.
Terakhir seri C senilai Rp 1,25 triliun dengan kupon 9,75% per tahun dan memiliki tenor tujuh tahun.
Kemudian, WIKA juga menerbitkan sukuk mudharabah senilai Rp 500 miliar, diterbitkan dalam tiga seri dan memiliki tingkat bagi hasil floating dengan tenor tiga, lima dan tujuh tahun.
Seri A dengan nilai emisi Rp 134,3 miliar, seri B sebesar Rp 211,6 miliar dan seri C dengan nilai penerbitan Rp 154,1 miliar.
Untuk penerbitannya, penawaran umum akan dilakukan pada 25-26 Februari 2021 mendatang dan dijadwalkan untuk tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Maret 2021. Perusahaan mendapatkan rating A untuk masing-masing surat utang ini dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT RHB Sekuritas Indonesia.
Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk melunasi pokok pinjaman talangan. Sedangkan untuk dana penerbitan sukuk akan digunakan untuk membiayai modal kerja proyek infrastruktur dan gedung.
Penerbitan kali ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan melalui Obligasi Berkelanjutan I dengan target dana Rp 4 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I dengan target dana senilai Rp 1 triliun.
Pada Desember 2020 lalu perusahaan telah menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dan sukuk senilai Rp 500 miliar.
Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyebutkan tahun ini perusahaan menargetkan nilai kontrak baru sebesar sebesar Rp 40 triliun. Nilai ini naik dari realisasi kontrak baru sepanjang 2020 yang senilai Rp 23 triliun.
“Kita melihat bahwa kondisi ekonomi sudah membaik, ditambah optimisme dengan adanya vaksin. Selain itu pemerintah juga masih menganggarkan dana Rp 420 triliun untuk infrastruktur, sehingga kami optimis tahun ini jauh lebih baik,” kata dia kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Sekedar informasi, berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga kuartal III-2020 nilai total liabilitas atau utang WIKAmencapai Rp 45,26 triliun. Sementara nilai ekuitas perseroan tercatat hanya Rp 13,52 triliun.